Dengan GO JEK Mengubah Image Ojek Menjadi Lebih Profesional

Beberapa hari terakhir cuaca di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia mendung bahkan hujan deras. Kalau sudah hujan kemungkinan beberapa jalanan di Jakarta akan tergenang bahkan banjir. Akibatnya lalu lintas di jalan raya menjadi macet, beberapa kantor akan tutup dan banyak keluh kesah di social media akibat macet dan banjir. Saya pun sering mengalami kejadian yang kurang menyenangkan jika hujan deras. Mulai dari terlambat sampai kantor, tertahan di jalan hingga 3 jam, dan berputar -putar mencari jalan pintas yang bisa dilalui dengan cepat dan selamat.


 sumber : http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/03/12/334539/670x335/hujan-banjir-dan-macet-hantui-jakarta-pagi-ini.jpg


Karena saya belum memiliki kendaraan pribadi, maka sehari-hari dalam beraktivitas baik itu mengajar, workshop atau liputan blogger, atau acara pribadi lainnya saya menggunakan transportasi umum mulai dari bis transjakarta, commuterline, kopaja, metro mini, kopaja, mikrolet, bajaj, bemo dan ojek. Setiap transportasi umum memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun jika saya harus menghadiri sebuah acara di lokasi yang jauh dan waktu yang dibutuhkan tidak banyak maka pilihan terakhir pada ojek. Memang ojek memiliki kelebihan yaitu akses yang cepat dan waktu tempuh yang singkat. Namun ada juga beberapa kekurangan antara lain biaya yang kadang lebih mahal dari taksi, helm yang bau, dan tukang ojek yang tidak rapi atau bersih.


sumber : http://assets.kompasiana.com/statics/files/14184415101019391803.png?t=o&v=700


Untungnya sekarang ada terobosan baru dimana ada perusahaan yang memfasilitasi ojek agar lebih rapi, disiplin dan profesional. Tukang ojek yang sebelumnya tampil seadanya, memberikan tarif mahal, dan kurang disiplin dalam berlalu lintas berubah menjadi lebih profesional. Gimana ceritanya kok bisa ada GO JEK di  Indonesia? Ternyata menurut mas Nadiem Makarim founder dan CEO GO JEK awalnya setelah kembali ke Jakarta setelah menempuh pendidikan di luar negeri, ia lebih sering naik ojek dibandingkan menggunakan mobil atau sopir pribadi. Alasannya yaitu enggan terjebak dengan kemacetan dan lebih praktis. Sehingga suatu ketika ia bertanya pada tukang ojek yang mengantarnya, berapa jam dalam sehari tukang ojek tersebut mengantarkan orang dan berapa pendapatannya dalam sehari.




Ternyata pendapatan tukang ojek sangat tidak menentu dan dalam sehari bisa "nongkrong" atau mencari penumpang hingga 14 jam. Dari situlah mas Nadiem berfikir untuk mendirikan bisnis yang bisa memberikan solusi bagi banyak orang tidak hanya bagi tukang ojek tapi juga untuk orang Jakarta yang ingin bisa terhindar dari kemacetan. Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang, maka waktu menjadi hal yang penting bagi orang yang tinggal di kota besar seperti Jakarta. Maka lahirlah GO JEK tahun 2011 sebagai social enterpreneurship inovatif yang bertujuan mendorong perubahan agar sektor transportasi informal seperti ojek bisa beroperasi secara profesional.




Banyak perubahan yang terjadi dengan adanya aplikasi GO JEK antara lain pendapatan tukang ojek yang semula tidak menentu menjadi lebih pasti dengan rata-rata 300 -400 rb per hari, tampilan tukang ojek lebih profesional dengan jaket dan helm yang rapi, pengetahuan tukang ojek yang sebelumnya belum mengerti aplikasi mobile kini lebih terbiasa dengan aplikasi mobile yang canggih. Penumpang pun banyak terbantu dengan kehadiran GO JEK, jika sebelumnya penentuan tarif tidak menentu kini saat memesan GO JEK akan terlihat berapa biaya yang akan dikeluarkan oleh penumpang, keamanan lebih terjamin karena setiap penumpang wajib menggunakan helm bahkan diberikan fasilitas masker dan penutup rambut.

 sumber : ekonomi.kompasiana.com



Kini GO JEK pun merambah aplikasi mobile dengan meluncurkan layanan Mobile App yang memberikan 3 pilihan layanan bagi konsumen antara lain : layanan Instant Courier, yaitu pilihan untuk pengiriman paket secara real time, layanan Transport yaitu pengantaran konsumen ke tempat yang ingin dituju serta waktu yang diinginkan, layanan Shopping, konsumen dapat meminta pengemudi GO JEK untuk menalangi biaya belanja hingga 1 juta rupiah. Layanan Shopping sangat berguna bagi konsumen yang ingin membeli tiket film atau konser, makanan atau belanja keperluan yang dibutuhkan.

 sumber : http://www.go-jek.com/images/dummy.png




Mengapa GO JEK mengundang blogger untuk sharing bareng tanggal 10 Februari 2015 di Twenty8? Ternyata GO JEK memiliki value system yang sama dengan Blogger yaitu Speed berupa informasi yang real time dan Inovasi karena diprediksi dalam 5 tahun ke depan semua transaksi dan aktivitas akan dilakukan dengan mobile. Saat ini 100 perusahaan sudah mengirim dokumen dengan GO JEK, 1600 driver aktif yang tersebar di Jabodetabek, dan 40.000 app di download dalam 1 bulan.



Wah gak nyangka ya dengan sentuhan teknologi modern, tukang ojek bisa menjadi pekerjaan yang keren bahkan profesional. Saya pun terkesan dengan aplikasi GO JEK ini tidak hanya memberi pendapatan yang lebih terjamin bagi pekerjaan informal,  namun juga memberikan solusi bagi warga Jakarta termasuk saya agar bisa sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu. Saya pun ingin segera menginstall aplikasi GO JEK di smartphone saya dan memesan GO JEK dengan mobile. Saat saya pulang, saya pun meminta panitia agar diantar ke daerah Pasar Rebo GO JEK  jam 20.30 karena ada acara jam 21.30. Tepat jam 20.30 sopir GO JEK tiba di Twenty8 Tulodong dan mengantar saya ke Pasar Rebo,  kurang dari satu jam saya sudah tiba di Pasar Rebo jam 21.15 dengan selamat dan lancar.




Setelah menggunakan layanan GO JEK, kesan saya terhadap GO JEK memang profesional karena dipersiapkan dengan baik dari driver, kelengkapan berkendara seperti helm, pengetahuan driver tentang kondisi jalan dan keramahan driver yang mengantar saya dengan baik. Saya berharap di masa mendatang semua tukang ojek yang ada di pelosok Jabodetabek bisa tergabung GO JEK agar mereka memiliki pendapatan yang lebih baik dan membantu banyak orang agar bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat dan tepat waktu.



Comments

  1. Wah...saya sgt terkesan sekali dgn terobosan baru mengubah transportasi berbasis ojek mejadi modern dlm mengatasi problem kemacetan lalu lintas.. Salut jg sama yg pny ide mengembangkan GO JEK dan mengemasnya sedemikian rupa shg kesannya ojek itu lbh rapi, tertata dan ramah bagi penggunanya.. Keren...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba idenya keren banget bikin ojek jadi profesi yang lebih bermanfaat dari sebelumnya :)

      Delete
  2. Aku juga udah coba kemarin :D Coba cek postingan ku yaaa :P

    ReplyDelete
  3. Di Jogja juga ada mb. Uda dr bbrpa tahun lalu gitu adanya. Cm bedanya yg di Jogja pake argo per meter gtu mba..... Seru ya klo ojeg2 inovatif bgni.... Pasti banyak manfaat buat masyarakat :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh udah ada ya.. kalo go jek langsung keliatan di app ya mba jadi udah tau ratenya dari awal, iya seru banget jadi mudah kalo mau liputan atau workshop :D

      Delete
  4. Klo saat antar penumpang trus hujan bagaimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa berhenti dulu trus pake jas hujan mba :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan