Mengajar Dan Mengabdi Dengan Setulus Hati Dalam Film Little Big Master Pada Celestial Movies

Menjelang pilkada serentak bulan Desember mendatang, banyak kepala daerah yang ingin terpilih kembali melakukan berbagai cara agar mendapatkan simpati dari rakyatnya. Biasanya mereka akan memberikan banyak janji kepada rakyat dengan meyakinkan. Namun jika sudah terpilih, banyak pula calon kepala daerah yang sibuk mengurus proyek pribadi dan lupa akan janji kepada rakyat sebelum terpilih. Padahal seharusnya sebagai kepala daerah, mereka sewajarnya memiliki kesadaran untuk tulus mengabdi bukan mengejar kekayaan atau jabatan semata. Bicara ketulusan memang sesuatu yang abstrak dan tidak mudah untuk dinilai namun bisa dilakukan dengan kemauan yang kuat dan konsistensi tindakan.

Mengajarkan ketulusan kepada generasi muda atau anak-anak memang tidak mudah, tidak sekedar membaca buku atau berupa hafalan saja namun harus dipraktekkan dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu media yang bisa dijadikan bahan untuk mengajarkan nilai ketulusan ialah melalui film. Dengan melihat film, anak-anak bisa melihat bahasa tubuh, ekspresi wajah, suara dan tindakan yang menggambarkan ketulusan. Beberapa film dalam negeri maupun luar negeri seperti Laskar Pelangi atau Big Hero Six adalah contoh film yang bisa ditonton anak-anak yang mengandung nilai moral seperti ketulusan, kerja keras dan persahabatan.


Film lainnya yang bisa dijadikan referensi dalam mengajarkan nilai moral baik untuk anak-anak maupun orang dewasa ialah Little Big Master yang merupakan film terlaris di Hongkong tahun 2015. Saya sendiri menyukai beberapa film Hongkong baik itu film laga atau komedi yang banyak diputar di stasiun televisi swasta di Indonesia seperti New Police Story dan Who Am I. Lama tidak menonton fillm Hongkong, kini kesempatan itu datang kembali dengan ditayangkannya film Little Big Master di saluran Celestial Movies. Sebelum tayang di Celestial Movies, saya beserta teman media dan blogger berkesempatan menonton terlebih dahulu di bioskop Cinemaxx Plaza Semanggi tanggal 17 Oktober 2015. 

Walaupun suka menonton film ketika datang saya belum tahu pasti cerita film ini seperti apa karena hanya mendengar sedikit bahwa film ini bercerita tentang pendidikan di sekolah terpencil yang ada di Hongkong. Rasa penasaran dan ingin tahu yang besar membuat saya ingin terus menonton film sampai selesai. Tepat pukul 11.00 film pun dimulai dibuka dengan adegan di sebuah TK elit di Hongkong dimana murid yang belajar berasal dari keluarga menengah ke atas. Namun ada satu anak yang merasa tertekan karena tidak bisa meraih nilai tertinggi dan ketika orang tuanya dipanggil ke sekolah keberatan dan tetap ingin anaknya ditempatkan di kelas berbakat. Kepala sekolah Hung menjelaskan kondisi anak dan menyarankan agar anak tersebut ditempatkan di kelas biasa tapi tetap orang tua murid tidak setuju. 


Karena idealismenya tidak sejalan dengan kondisi sekolah, Hung lalu mengundurkan diri dari jabatan kepala sekolah dan berencana mewujudkan keinginan suaminya untuk keliling dunia bersama Dong  yang bekerja di sebuah museum. Ketika sedang berolahraga di tempat kebugaran, tanpa sengaja ia melihat berita di televisi tentang sebuah TK yang terancam di tutup karena tidak adanya guru dan penambahan murid. Melihat berita itu, naluri Hung sebagai seorang pendidik kembali muncul dan mendatangi sekolah tersebut melihat kondisi yang ada. Ada lima orang murid TK yang masih bertahan di sekolah itu dan ketakutan melihat orang asing yang datang.

TK yang terancam tutup itu sebenarnya sudah memasang iklan untuk mencari guru atau kepala sekolah selama dua tahun, namun belum ada yang bersedia karena gaji yang ditawarkan 4500 dolar Hongkong. Gaji tersebut jauh dari standar kepala sekolah di Hongkong, namun Hung tetap bersedia menerima pekerjaan itu walaupun fasilitas sekolah yang sangat minim. Dengan semangat kerja keras yang juga didukung suami, Hung tidak hanya mengajar tapi juga membersihkan sekolah, juga memberikan semangat kepada murid-muridnya agar terus belajar walaupun dengan kondisi orang tua yang sulit.



Kelima murid yang polos yaitu Ka Ka, Chu Chu, Siu Suet, Kitty dan Jennie berasal dari keluarga yang memiliki permasalahan yang berbeda namun memiliki keinginan yang besar untuk sekolah. Untuk membantu anak-anak ini agar tetap semangat untuk belajar, Hung harus turun tangan mendatangi setiap anak dan berbicara kepada orang tua agar lebih memperhatikan dan memberikan kasih sayang dengan tulus. Berbagai rintangan pun dihadapi Hung ketika mengajar mulai dari cemoohan warga sekitar bahkan ancaman jika tidak bisa menambah satu orang murid baru di semester depan. Meskipun di tengah beberapa omongan dan anggapan sinis namun Hung juga mendapat dukungan ketika mengadakan piknik sekolah ada guru dari sekolah anak difabel yang memberikan pujian atas kerja keras mendidik anak dengan tulus.



Guru tersebut selain memuji juga mengatakan bahwa pendidikan terbaik bukan dilihat dari peralatan yang dimiliki tapi dari ketulusan hati yang mengajar. Mendengar ucapan tersebut hati saya tersentuh karena kerja keras Hung telah berdampak positif pada murid muridnya dan lingkungan sekitar. Penasaran akan akhir film Little Big Master yang mengharukan? Tenang bagi yang belum sempat menonton di bioskop minggu kemarin, film ini akan diputar di saluran Celestial Movies tanggal 25 Oktober jam 20.00. Celestial Movies bisa disaksikan di Indovision (CH 20), K-Vision (CH 47), Matrix TV (CH 9), Nexmedia (CH 508), Okevision (CH 19), Orange TV (CH 162), Skynindo (CH 19), Transvision (CH 112), TopTV (CH 20), Topas TV (CH 61), UTV (CH 691), dan YesTV (CH 108).

Selain memutar film Little Big Master, saluran Celestial Movies juga mengajak para penonton untuk menikmati film terlaris dan spektakuler tahun 2015 dengan tema I Love HK Movies setiap hari sabtu dan minggu jam 20.00. Bagi penyuka film Asia terutama film Hongkong program ini tentu sangat ditunggu dan ditonton setiap minggunya. Untuk kualitas film Hongkong tidak perlu diragukan karena banyak sutradara dan pemain film yang disukai dan meraih penghargaan internasional bahkan melebarkan sayap hingga Hollywood. Banyak cerita film Hongkong yang menarik, menghibur dan juga memberikan pesan moral kepada penontonnya. 

Kesan saya setelah menonton film yang ditulis oleh Adrian Kwan dan Hannah Cheung, juga disutradarai Adrian Kwan, dan diproduseri Benny Chan sangat menginspirasi karena pengorbanan, kerja keras, dan ketulusan seorang guru yang mengajar di sekolah kecil akhirnya membuahkan hasil walaupun harus melewati banyak rintangan. Bagi saya film ini layak ditonton anggota keluarga baik anak-anak maupun dewasa karena banyak mengajarkan nilai moral yang tidak banyak didapatkan di sekolah. Tips dari saya jika menonton film ini, selain harus menyimak dengan fokus juga sediakan tisue karena banyak adegan yang mengharukan bahkan membuat meneteskan air mata.



Semoga film seperti ini semakin banyak yang diproduksi dan ditayangkan di Asia termasuk Indonesia karena masalah pendidikan masih menjadi masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Selain menampilkan masalah sosial juga penting untuk memasukkan nilai moral yang positif agar bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat secara luas. Selamat untuk tim produksi Little Big Master dan Celestial Movies akan tontonan film yang tidak hanya laris dan berkualitas semoga bisa memacu sineas Indonesia agar bisa memproduksi film yang menghibur dan juga mendidik.


Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan