Perjalanan Panjang Di Balik Novel Insya Allah, Sah!
Membaca novel yang bertemakan religi atau novel Islami bukanlah sesuatu yang sering saya lakukan, bukan karena saya tidak suka temanya namun seringkali saya mendengar novel Islami isinya terlalu menggurui dan kadang menakuti seseorang dengan bahasa yang lugas. Saya sendiri lebih menyukai novel yang tulisannya mudah dipahami, tidak menggurui namun mengandung pesan positif yang bermanfaat. Maka ketika saya mendapat info tentang peluncuran novel Islami, maka saya pun berpikir Bagaimana ya ceritanya? Apakah akan sama seperti sinetron religi yang monoton dan menggurui?
Hal lain yang menjadi pertanyaan saya adalah Sejak Kapan Gramedia Pustaka menerbitkan novel Islami? setahu saya selama ini buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama biasanya buku fiksi populer, motivasi, bisnis, dan pengetahuan umum lainnya. Ternyata Gramedia selaku penerbit besar pun juga menerbitkan novel Islami. Penulis Novel mba Achi TM pun menceritakan bahwa bukan hal yang mudah untuk menerbitkan novel yang berjudul Insya Allah, Sah!
Saat peluncuran buku Insya Allah, Sah! di Toko Buku Gramedia Central Park tanggal 18 April 2015, mba Achi mengungkapkan bahwa novel ini merupakan novel yang ke dua puluh satu sejak tahun 2006 namun untuk pertama kalinya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Sejak lama, almarhum ayahnya selalu menanyakan kapan novelnya bisa diterbitkan oleh Gramedia, namun ia menyadari bukan hal yang mudah untuk bisa diterbitkan Gramedia. Di tahun 2008, mba Achi pernah mencoba mengikuti lomba menulis cerita lucu yang diadakan Gramedia agar bisa mendapatkan hadiah yang besar untuk biaya persalinan, namun ternyata ia kalah. Semenjak itu mba Achi merasa tidak percaya diri bisa menulis untuk diterbitkan Gramedia.
Lima tahun kemudian, mba Achi dan suaminya pun bekerja full time menulis mulai dari menulis skenario sinetron hingga novel agar bisa menghidupi keluarganya. Di tahun yang sama ia pun menerbitkan novel dan berkeliling kota agar banyak yang membeli novelnya, ternyata novelnya hanya terjual kurang dari 600 eksemplar. Harga jual novelnya pun terbilang mahal yaitu Rp 130.000. Sepulang dari Padang, ia sempat kehilangan laptop yang berisi draft novel Islami. Karena sangat membutuhkan laptop tersebut, ia pun bernazar jika ia menemukan kembali laptopnya maka ia akan menulis novel Islami. Setelah mencari di bandara, ternyata laptopnya masih ada lengkap dengan rendang yang ada di dalam tas juga.
Beberapa hari kemudian, ia pun mendapat email dari mba Hetih seorang editor dari Gramedia yang sedang mencari naskah novel Islami untuk diterbitkan. Mendapat kabar ini tentu mba Achi semakin semangat untuk menepati nazarnya yaitu menulis novel Islami. Setelah menuliskan draft novelnya, ia pun terus dikritik mba Rayya selaku editor novel agar tidak membuat cerita yang bertele-tele seperti sinetron. Mba Rayya pun sering mendapat pertanyaan dari penulis, Masa sih Gramedia menerbitkan novel Islami? karena masih banyak orang yang tidak menyangka kalau sejak 2013 pihak Gramedia sudah mencari naskah yang menunjukkan keindahan Islam dan mengusung nilai Islam tanpa menggurui.
Bagi penulis novel yang ingin bukunya diterbitkan Gramedia, mba Rayya memberikan tips supaya mudah diterima oleh editor yaitu sering membaca buku terbitan Gramedia agar bisa mengetahui gaya bahasa, alur sesuai standard Gramedia, tokoh yang diceritakan bukan yang sempurna namun tokoh yang ada di sekitar kita. Maka tokoh Silviana dalam novel Insya Allah, Sah! diceritakan merupakan desainer baju seksi yang terkenal namun karena terjebak dalam lift maka ia pun bernazar akan memakai jilbab jika berhasil keluar dari lift.
Saya pun merasa tokoh Silvana merupakan orang yang ada di sekitar kita dimana banyak orang yang merasa nyaman dengan kehidupan duniawi namun lupa akan kehidupan di akhiratnya. Silvana telah lama berpacaran dengan Dion dan akan menikah dalam beberapa bulan. Namun tanpa diduga ia bertemu dengan Raka pria religius, ramah, sopan dan memiliki bakat musik yang kreatif. Silvana memiliki sahabat sejak SMA Kiara yang mengenakan jilbab yang tidak pernah bosan mengingatkan Silvana untuk memakai jilbab.
Saat membaca novel Insya Allah, Sah! saya melihat bahasa yang dituliskan merupakan bahasa sehari-hari dan dialog yang ringan dan lucu. Dalam novel pesan disampaikan dengan ringan tanpa menghakimi benar atau salah. Novel setebal 322 halaman ini selesai saya baca dalam satu hari, pesan yang saya dapat ambil setelah membaca novel ini ialah harus menepati nazar yang kita ucapkan apalagi nazar itu diucapkan lansung ke pada Allah sang Pencipta, memang untuk berubah menjadi lebih baik bukan hal yang mudah pasti akan mendapat banyak rintangan namun jika kita sudah berkomitmen kuat maka akan diberi kemudahan dari Allah.
Ternyata novel Islami tidak semuanya harus menggurui dan ditulis dengan bahasa yang serius, dalam novel Insya Allah, Sah! penulis bisa menuliskan dengan cara yang berbeda namun tetap memiliki pesan moral yang bermanfaat. Muslimah pun bisa tampil modern, stylish dan smart namun tetap berpegang pada nilai Islam. Saya pun merasa bangga bisa membaca novel mba Achi yang akhirnya bisa diterbitkan Gramedia setelah melalui perjalanan yang penuh suka dan duka. Semoga akan ada novel selanjutnya dari mba Achi dan lebih banyak novel Islami yang modern sesuai kehidupan perkotaan masa kini.
Aku udah punya novelnya tapi blm rampung bacanya. Masih dalam antrian novel yang dibaca :)
ReplyDeleteTernyata memang isinya bagus ya.
iya bagus kok novelnya :)
DeleteWow..daku baru tau jg mak kalau gramed jg nerbitin novel islami...adoh ketahuan gk kekinian nih eikeh..hehe..
ReplyDeleteTfs y mak..jd pgn baca jg
iya mak emang gramedia nerbitin novel Islami :)
DeleteAku juga sudah baca. Dan aku suka :)
ReplyDeleteiya mba :)
Delete