Menyebarkan Kebaikan Melalui Tulisan

Industri pertelevisian di tanah air kini tak lepas dari acara gosip. Cerita public figure atau selebritis yang memiliki kontroversi menjadi bahan menarik yang ditayangkan. Tak jarang artis sengaja membuat berita settingan agar disorot dan diundang menjadi narasumber di stasiun televisi. 

Beberapa bulan lalu tetangga saya Bu Tati usia 50 tahun masuk rumah sakit karena mengidap stroke yang membuat beliau dirawat dan menggunakan kursi roda dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai tetangga saya cukup prihatin karena yang sebelumnya aktif bergerak menjadi terbatas karena harus duduk sepanjang hari.

Beberapa hari lalu pelantikan kabinet Indonesia Maju jilid II telah dilakukan dua hari setelah peresmian presiden dan wakil presiden Republik Indonesia periode 2019-2024. Sejumlah harapan akan peningkatan ekonomi ditaruh pada tokoh yang dipercaya menjadi menteri untuk mewujudkan program yang disosialisasikan saat kampanye. 

Akhir Mei lalu saya mudik ke Semarang untuk bersilaturahmi dengan keluarga dengan menggunakan bis mengikuti program mudik gratis PT Angkasa Pura. Selama bertahun-tahun mengikuti program mudik gratis saya merasakan pengalaman yang berbeda dan menyenangkan. 

Beberapa tahun belakangan sejak hadirnya teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia namun seperti layanan pesan antar atau ojek online, di sisi yang lain membuat manusia jadi malas untuk bergerak. Hal itulah yang kini banyak terjadi di kota-kota besar perubahan gaya hidup membuat sejumlah penyakit tidak menular semakin meningkat. 

Mendengar kata wakaf sebagian besar akan mengingat makam atau masjid yang dilakukan oleh orang kaya untuk kepentingan masyarakat. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena bertahun-tahun literasi wakaf masih minim ditambah kurangnya dukungan berbagai pihak akan manfaat wakaf bagi kesejahteraan manusia.