99 Nama Cinta Berikan Pesan Agama Secara Universal

Industri pertelevisian di tanah air kini tak lepas dari acara gosip. Cerita public figure atau selebritis yang memiliki kontroversi menjadi bahan menarik yang ditayangkan. Tak jarang artis sengaja membuat berita settingan agar disorot dan diundang menjadi narasumber di stasiun televisi. 

Kondisi ini kadang merugikan artis karena kadang menjadi fitnah yang mencemarkan nama baik namun juga disukai stasiun televisi karena memiliki rating tinggi yang bisa mendatangkan pemasukan dari iklan. Rating yang menjadi banyak patokan di televisi membuat tim kretaif berusaha membuat tayangan yang sensasional agar banyak ditonton masyarakat.

sumber : instagram @film_99namacinta

Sedikit cerita industri pertelevisian ini lah yang menjadi tema film terbaru MNC Pictures yang dibintangi Deva Mahendra, Acha Septriasa, Adinda Thomas, Robby Purba, Donny Damara, Ira Wibowo dan Chikita Fawzi. 

Acha Septriasa berperan sebagai Talia seorang presenter dan produser acara gosip yang sedang mengundang bintang tamu istri kedua seorang pejabat. Tak disangka acara tersebut dituntut karena mencemarkan nama baik dan terpaksa dihentikan oleh stasiun televisi agar tidak bermasalah di jalur hukum. 

Talia lalu bertemu dengan Kiblat diperankan Deva Mahendra teman masa kecil yang menjadi guru di pesantren Kediri Jawa Timur. Kedua orang tua Talia dan Kiblat dulu bersahabat baik dan memiliki kesepakatan jika nanti Kiblat dewasa maka harus mengajarkan agama ke Talia sebagai balas budi karena membantu membangun pesantren. 

Karena Talia tidak lagi menjadi presenter acara gosip, ia mendapat tugas baru dari atasannya untuk menjadi produser di acara kuliah subuh. Awalnya Talia menolak karena acara kuliah subuh memiliki rating rendah dan dianggap kurang bergengsi. Namun atasannya menantang untuk membuat acara kuliah subuh menjadi populer dan memiliki rating tinggi.

sumber : trailer 99 nama cinta

Talia dan Cipluk asisten yang setia lalu berupaya memberbaiki pengisi acara kuliah subuh agar lebih interaktif. Talia bahkan mendatangi Kiblat di Kediri agar bersedia menjadi penceramah di program kuliah subuh. Dengan format dan semangat baru, perlahan-lahan acara kuliah subuh menjadi tayangan yang disukai dan rating terus naik hingga peringkat pertama. 

Hubungan Kiblat, Talia dan Husna yang juga anak seorang kiai ditambah konflik sesama presenter yang ingin mendapatkan rating tinggi membuat cerita menjadi menarik untuk ditonton. Kerja di balik tayangan sebuah televisi memang belum banyak disajikan dalam film Indonesia. Talia lalu sadar akan kesalahan sebelumnya saat menjadi presenter acara gosip dan menjadi bimbang karena mendapat tawaran sebagai produser eksekutif  sekaligus presenter di acara Bibir Talia yang sebelumnya dihentikan.

Cerita 99 Nama Cinta mirip dengan tema film Pretty Boys yang disutradarai dr Tompi tentang suka duka menjadi presenter televisi. Bedanya 99 Nama Cinta membawa unsur agama namun dikemas dengan ringan tanpa menggurui. Genre drama komedi romantis tanpa adegan vulgar dengan pendekatan agama antara Kiblat dan Talia membuat saya tertawa dan terhibur.

baca juga review film Mahasiswi Baru

Hal lainnya yang menjadi keunikan ialah berlatar kebun cokelat di Jawa Timur dimana belum banyak diceritakan dalam film Indonesia dan lokasi syuting berada di stasiun televisi serta kru asli yang bekerja sebagai tim produksi pada sebuah tayangan tv. 

Film ini ditulis oleh Garin Nugroho dan disutradarai oleh Danial Rifky menjadi tontongan yang ringan, menghibur namun memiliki pesan moral yang bisa diterapkan secara universal dalam kehidupan sehari-hari.

Buat yang penasaran bagaimana kelanjutan hubungan Talia dan Kiblat serta apakah Talia akan menjadi presenter acara gosip yang sama seperti sebelumnya? Tonton film 99 Nama Cinta di bioskop terdekat mulai tanggal 14 November 2019. Lihat juga trailer film ini sebelum nonton di http://bit.ly/99namacinta