Review Film Mahasiswi Baru : Uniknya Pertemanan Lintas Generasi

Memasuki perguruan tinggi, menjadi mahasiswi baru tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan karena akan bertemu dengan teman baru dan berada di lingkungan yang berbeda. Sebelum menjalani perkuliahan, biasanya akan ada kegiatan pengenalan kampus alias Ospek dimana mahasiswa senior memberikan sejumlah tugas untuk mahasiwa yang baru. 

Tapi bagaimana jika mahasiswa baru justru usianya lebih tua seperti nenek kita ? Apakah bisa belajar seperti mahasiswa pada umumnya? Pertanyaan ini lah dijadikan naskah film terbaru yang ditulis Jujur Prananto dan disutradarai Monty Tiwa dengan judul "Mahasiswi Baru" yang diproduksi MNC Pictures. 

Mahasiswi Baru menceritakan Oma Lastri yang diperankan Widyawati mendaftar sebagai mahasiswa di Universitas Cyber Indonesia. Kehadirannya membuat kampus dan mahasiswa lainnya terkejut karena belum pernah menemukan mahasiswi seperti Lastri. 

Di hari pertama Lastri ditegur oleh dekan atau pak Chaerul Umam diperankan Slamet Raharjo karena mengakibatkan keributan di dalam kelas. Teman-temannya Sarah, Dany, Reva dan Ervan menjadi satu geng dengan Lastri yang saling menolong dan mendukung. 

Kehadiran Lastri mendapat teguran oleh dekan dimana kalau nilai di akhir semester di bawah standar maka harus mengundurkan diri. Untuk merayu dekan, Lastri pun berdandan elegan seperti wanita bangsawan agar bisa mendapatkan kesempatan kuliah sampai semester kedua. 

Di sisi lain pertemanan baru Lastri membuat Ana dimainkan Karina Suwandi cemas karena membuat Lastri terlibat keributan dan pulang larut malam. Lastri lalu memutuskan keluar dari rumah agar leluasa berteman dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi. 

Widyawati membuktikan aktingnya yang matang karena bisa membaur dengan anak milenial bahkan bisa menggunakan istilah kekinian. Beliau bisa merubah penampilan dari mahasiswi menjadi wanita dewasa yang angkuh serta wanita dimabuk asmara. 

Penampilan lainnya yang mencuri perhatian ialah Morgan Oey sebagai Dany yang aktif di media sosial sampai membuat teman-temannya kesal. Biasanya Morgan berperan sebagai pria dewasa yang kalem namun dalam film ini menjadi aktif bahkan "alay".

Salah satu pemainnya Umay Shahab harus belajar mendalami dunia kampus karena ia belum memiliki pengalaman sebagai mahasiswa. Namun karena ada pemain senior dan rekan lainnya yang sudah pernah menjadi mahasiswa ia pun bisa memerankan mahasiswa yang keras kepala dan kritis. 

Adegan saat Widyawati dan Slamet Raharjo bercanda bahkan merayu terlihat lucu dan berkelas dengan bahasa tubuh mereka yang akrab. Perbedaan generasi yang cukup jauh membuat film ini menjadi menyenangkan dilihat adanya perbedaan budaya dan kebiasaan pada dua generasi yang bisa saling melengkapi.

baca juga review film Koboy Kampus 

Mahasiswi bukan sekedar film drama komedi untuk anak muda atau generasi milenial namun juga menjadi tontonan hiburan bagi generasi yang sudah lanjut yang ingin menonton film di bioskop. Pesan lainnya ialah tidak ada batasan usia untuk menuntut ilmu siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. 

Saat saya menonton Mahasiswi Baru tanggal 1 Agustus 2019 di Plaza Senayan, saya merasa terhibur dan mengapresiasi Monty Tiwa yang berhasil menyutradarai film yang menggabungkan dua generasi yang berbeda.

Menggunakan lokasi syuting di Yogyakarta, film ini seolah-olah mengajak penonton nostalgia masa-masa menyenangkan kuliah dengan tempat-tempat yang populer seperti Tamansari, candi Ratu Boko dan makan malam sambil lesehan. 

Bagi yang penasaran bagaimana cara Lastri dan teman-temannya melewati semester pertama hingga kedua segera tonton filmnya tanggal 8 Agustus 2019 di bioskop terdekat. Biar gak penasaran tonton dulu yuk trailernya di bawah ini.

•