Meningkatkan Taraf Hidup Nelayan Dengan Aplikasi Fish Go
Indonesia merupakan negara maritim dengan luas laut mencapai 5.8 juta km persegi dan panjang pantai sekitar 95.181 km atau hampir 25% panjang pantai di dunia serta garis pantai Indonesia merupakan terpanjang kedua di dunia. Jumlah nelayan (laut dan perairan umum) sebesar 2.755.794 orang, akan tetapi lebih dari 50% atau 1.466.666 nelayan berstatus sambilan utama dan sambilan tambahan.
Potensi laut yang besar ini sayangnya belum dioptimalkan dengan baik karena masih banyak nelayan yang hidupnya kurang sejahtera. Sering kita temui harga makanan laut dijual mahal di restaurant atau hotel namun berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi nelayan.
Sektor perikanan seharusnya bisa menjadi komoditas utama yang bisa memberikan kontribusi kepada pemasukan negara seperti di negara maju Jepang. Salah satu hal yang membuat nelayan Indonesia tertinggal adalah penggunaan teknologi yang sangat rendah seperti kapal, alat penangkap ikan dan alat penyimpanan ikan yang modern.
sumber : fishgo.id
Berawal dari keresahan melihat nelayan yang masih mengandalkan ilmu konvensional seperti arah mata angin dan rasi bintang seorang mahasiswa asal Bali I Gede Merta Yoga Pratama bersama temannya berinisiatif membuat website fishgo.id untuk membantu nelayan menemukan keberadaan ikan lalu dikembangkan menjadi aplikasi berbasis android.
Selama ini nelayan melaut dari pagi sampai malam sekitar 18 jam tanpa ada kejelasan hasil tangkapan yang tentunya membutuhkan bahan bakar besar. Dengan biaya operasional besar namun pemasukan yang tidak stabil membuat nelayan berhutang kepada tengkulak sehingga mereka terikat dengan lingkaran setan kemiskinan.
Pada awalnya bukan hal yang mudah untuk meyakinkan nelayan karena masih banyak yang gaptek menggunakan telepon seluler untuk menelpon dan mendengarkan radio. Yoga yang berusia masih muda pun diremehkan dianggap anak bawang yang ingin mengajari nelayan yang sudah melaut puluhan tahun.
Dengan kesabaran selama dua tahun, di tahun 2019 Fish go berhasil memiliki pengguna sekitar 300 orang dan sampai hari ini sampai 6000 orang yang terdaftar. Berkat Fish Go nelayan bisa melaut dalam waktu enam jam dengan hasil tangkapan ikan yang pasti juga memiliki nilai ekonomis sehingga bisa memiliki pendapatan yang tetap setiap bulannya.
Fish Go cukup mudah, user perlu mengunduhnya terlebih dahulu di Google Play store karena aplikasi ini masih berbasis Android. Kemudian registrasi akun dengan memasukkan nama, asal daerah, ukuran kapal, jenis alat tangkap yang dipakai, dan seterusnya. Setelah akun berhasil disetujui, user bisa mulai memanfaatkan fitur yang ada di aplikasi. Fitur yang tersedia pada Fish Go selain sistem navigasi adalah informasi cuaca, kecepatan angin, tinggi gelombang, dan lain-lain.
Fish Go memakai 2 sistem untuk mendapatkan data yang diharapkan, di antaranya sistem prediksi dan sistem real-time. Sistem prediksi menggunakan data citra harian selama 10 tahun, kemudian dari situ dihasilkan 5 data. Dua di antaranya adalah suhu permukaan air laut sebagai indikator kondisi fisiologis ikan nyaman untuk hidup dan kandungan klorofil-a yang mengindikasikan tempat ikan mencari makan.
Sedangkan sistem real-time memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dengan sensor akustik. Tim pengembangan membuat alat semacam fish finder untuk nelayan dan kapal skala kecil. Alat itu berperan menembakkan gelombang akustik di bawah air. Sehingga dapat dianalisis data target strength yang terkumpul dari setiap ikan yang terdeteksi agar kemudian bisa diketahui jaraknya.
Hal yang membanggakan Yoga dengan hadirnya Fish Go adalah testimoni nelayan yang berhasil menangkap ikan dan menghemat bahan bakar menjadi motivasi untuk terus mengembangkan layanan tidak hanya di pulau Bali.
Semangat kepedulian dan konsistensi Yoga dalam membuat dan mengembangkan layanan Fish Go membuat ia terpilih sebagai penerima Satu Indonesia Awards 2020 bidang teknologi. Penghargaan ini terus memotivasi Yoga agar bisa mengembangkan layanan ke daerah lain terutama Indonesia Timur yang memiliki potensi besar dalam bidang perikanan.
Semoga kehadiran Fish Go bisa diterima dengan baik di wilayah lainnya dengan berkolaborasi bersama pemerintah daerah dan akademisi agar semakin banyak nelayan yang terbantu menggunakan teknologi sehingga profesi nelayan bisa membanggakan di kalangan generasi z.
Comments
Post a Comment