Review Film Inside Out : Mengenali Jenis Emosi Dalam Otak Manusia

Sejak saya kecil, film animasi atau kartun produksi Walt Disney merupakan tontonan yang menghibur bagi anak-anak di seluruh dunia. Bertahun-tahun kemudian Walt Disney masih konsisten dengan film animasi yang bisa ditonton segala umur dan dengan jalan cerita yang ringan untuk dipahami. Beberapa contoh film Walt Disney yang populer dan sempat menjadi tren termasuk di Indonesia antara lain Finding Nemo, Cars,Toys Story, dan Frozen. Hampir setiap tahun Walt Disney memproduksi film animasi yang menghibur dan bisa ditonton untuk keluarga dengan tema cerita yang menarik.



Tahun 2015 ini, Walt Disney kembali meluncurkan film animasi terbaru Inside Out serentak tanggal 19 Agustus 2015 di berbagai jaringan bioskop termasuk di Indonesia. Saya sendiri penasaran dengan film Inside Out dan bertanya-tanya apakah ceritanya bisa sebagus film Walt Disney sebelumnya? Ketika tanggal 17 Agustus kemarin saya dan teman mampir ke mall Kota Kasablanka, tanpa disengaja melihat booth untuk berfoto dengan latar film Inside Out. Karena untuk foto cukup mendaftar dan tidak perlu membayar maka saya dan teman pun ikut berfoto sambil posting di akun instagram yang bisa mendapatkan tiket nonton secara gratis. 



Dua hari kemudian tepat di hari pertama penayangan Inside Out, tanpa diduga saya dan teman memenangkan tiket nonton gratis film tersebut di bioskop Senayan City XXI. Setelah mengatur waktu yang tepat, kami memutuskan menonton film di tanggal 24 Agustus 2015 pukul 19.30. Mendekati pemutaran film, kami segera menuju ke bioskop untuk menukarkan voucher dengan tiket nonton. Di awal cerita tampak seorang bayi perempuan mungil yang baru lahir bernama Riley yang awalnya memiliki perasaan senang (joy), kemudian muncul berbagai perasaan lain yaitu sad (sedih), anger (marah), fear (takut), dan jijik (disgust). Berbagai perasaan ini silih berganti mengendalikan otak Riley hingga berusia 12 tahun.



Namun keadaan berubah ketika keluarga Riley memutuskan pindah dari Minnesota ke San Fransisco yang jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Di lain sisi perasaan sedih (sad) selalu dianggap tidak penting karena bisa merusak kenangan dan perasaan Riley yang tadinya ceria menjadi sedih. Keadaan menjadi tidak terkendali ketika tanpa disengaja sad menyentuh bola yang berisi inti memori Riley kemudian berubah menjadi sedih. Joy (senang) tidak ingin Riley berubah menjadi anak yang pemurung, maka ia  mencegah bola memori masuk ke dalam inti memori namun malah menyebabkan kerusakan sistem.

sumber : http://www.comebackmomma.com
Konflik mulai terjadi ketika joy dan sad terlempar keluar dari pusat pengedali otak Riley, dan harus mencari jalan keluar agar bisa kembali dengan menempuh jalan yang rumit dan jauh. Sementara itu fear, anger dan disgust berusaha agar Riley tetap menjadi anak yang ceria namun kurang berhasil dan malah membuat Riley menjadi remaja yang berbeda. Joy dan sad pun berusaha agar bisa kembali ke dalam pusat kendali otak Riley dan bertemu dengan teman khayalan Riley yaitu Bing Bong yang bisa menunjukkan jalan untuk bisa kembali.

Setelah melalui berbagai bagian dalam otak Riley yang beraneka ragam seperti Taman Impian (Dream Land), Produksi Mimpi, dan kereta pikiran joy dan sad hampir menemukan jalan untuk kembali namun nyaris gagal karena joy dan bing bong karena terjatuh ke dalam sampah pikiran. Dalam tempat tersebut berbagai ingatan yang terbuang akan hangus dan terlupakan seumur hidup. Tanpa disadari joy melihat salah satu ingatan Riley ketika menang lomba hoki, ia melihat kesedihan karena gagal mengikuti lomba namun keluarganya tetap mendukung sehingga ia bisa kembali anak yang ceria. Di situlah joy tersadar bahwa rasa sedih (sad) juga penting pada emosi manusia dan menjadi solusi yang bisa menyelamatkan Riley.

sumber : http://www.themarysue.com
Keadaan Riley pun menjadi rumit ketika anger memasukkan ide untuk kabur dari rumah dan kembali ke San Fransisko agar bisa kembali bahagia. Berbagai cara pun dilakukan Riley termasuk mencuri kartu kredit ibunya dan tidak menjawab telepon ibunya ketika sudah larut malam. Untunglah joy dan sad bisa kembali tepat waktu sebelum keadaan menjadi parah dan sad lah yang bisa menyelesaikan masalah emosi dalam diri Riley. 

Bagi saya film ini menarik ditonton selain ceritanya yang mudah dipahami, lucu dan menghibur juga membuat saya tahu jenis emosi dalam otak manusia yang selama ini kurang saya sadari. Selain itu penggambaran otak manusia dalam film ini juga menarik karena ditampilkan dengan warna warni yang cerah, bagian yang unik dan lucu, serta karakter yang dekat dengan anak-anak. Setelah menonton film ini, saya jadi mengerti pentingnya menjaga keseimbangan emosi dalam diri kita seperti perasaan sedih, bahagia, marah, jijik dan takut serta menempatkan perasaan dengan tepat. Sebuah film yang menarik untuk ditonton bagi anak-anak dan orang tua agar bisa mengenali dan mengendalikan emosi dalam otak manusia.


Puas rasanya menonton film selama kurang lebih sembilan puluh menit, karena saya terkesan dengan cerita filmnya yang ringan, lucu, dan menghibur. Nah yang sudah selesai menonton jangan terburu-buru meninggalkan bioskop karena masih ada cuplikan berbagai emosi dalam otak manusia dan binatang yang lucu. Semoga kelak animator Indonesia bisa memproduksi film animasi yang berkualitas seperti Inside Out dan bisa ditonton jutaan keluarga yang ada di Indonesia. 
















Comments

  1. Bagus Reviewnya,,, nanti mau nonton akhir bulan kalo gajian sudah cari :D

    ReplyDelete
  2. iya seru loh dijamin puas deh hehehe :)

    ReplyDelete
  3. iya nonton aja mas ajak temen juga biar seru :)

    ReplyDelete
  4. Sepertinya film untuk keluarga ya... Jadi penasaran :)

    ReplyDelete
  5. Menarik. Sekilas prnah liat ulasannya di TV, jd pgn nonton.
    Btw, selamat ya bsa nonton gratis... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan