Miliki Gaya Hidup Sehat Dengan Memahami Penggunaan Obat

Sebelumnya saya pernah menulis tentang cerdas menggunakan obat agar tidak tergantung dengan antibiotik. Ternyata penggunaan antibiotik yang cukup tinggi di masyarakat dan kurangnya pemahaman bagaimana menggunakan antibiotik dengan tepat, membuat pemerintah melalui Kementrian Kesehatan meluncurkan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat). Peluncuran ini tentu didasarkan kondisi kesehatan masyarakat yang masih salah mengkonsumsi antibiotik.
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan sebanyak 60 % masyarakat melakukan pengobatan sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dan dari catatan Kementrian Kesehatan, baru 20 % dari 252 juta penduduk Indonesia yang paham menggunakan obat. Hal ini tentu harus menjadi tanggung jawab bersama agar dapat mengubah pemikiran dan sikap masyarakat Indonesia terhadap antibiotik. Masih banyak masyarakat yang menganggap antibiotik sebagai obat dewa yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Padahal tidak semua penyakit harus diatasi dengan antibiotik.


Kendala lain yang masih ditemui di masyarakat ialah masih banyaknya tenaga kesehatan yang menjual antibiotik secara bebas tanpa resep dokter dan dokter banyak yang salah memberikan antibiotik. Untuk mengatasi kondisi seperti ini, pada peluncuran Sosialisasi Gema Cermat tanggal 27 November 2015 ibu Nila F Moelek mengatakan pihaknya akan melakukan kerjasama dengan beberapa pihak seperti Kementrian Riset dan Teknologi serta memasukkan kurikulum resistensi kuman pada jurusan Kedokteran di Perguruan Tinggi.



Untuk mensosialisasikan penggunaan obat secara tepat, sejak tahun 2008 Kementrian Kesehatan mengembangkan metode CBIA atau Cara Belajar Insan Aktif. Simulasi CBIA dilakukan 25 orang yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok Posyandu Jakarta Selatan, kelompok Bekasi Trendi dan kelompok Blogger. Sebelum dimulainya simulasi, Menkes memasangkan rompi kepada perwakilan kader yang diharapkan ikut membantu pemerintah dalam mengajak masyarakat lebih perduli tentang penggunaan obat. 


Selanjutnya acara talkshow yang langsung disampaikan dr Hari Paraton selaku Ketua Pengendalian Resistensi Antimikroba atau KPRA yang mengingatkan bahaya resistansi bakteri atau virus terhadap antibiotik. Antibiotik diproduksi sejak tahun 1940 yang telah menyembuhkan milyaran manusia dan digunakan untuk berbagai operasi. Sejak tahun 2000 antibiotik yang diproduksi belum ada yang baru, sedangkan bakteri setiap tahun makin berkembang. Bahkan WHO memperkirakan tahun 2050 akan ada 10 juta orang meninggal dunia karena penyakit yang sudah tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.


Pak Hari kembali mengingatkan agar tidak membeli antibiotik secara bebas dan aktif bertanya kepada dokter kandungan obat yang akan diminum. Bagi yang memiliki anak laki laki yang akan disunat, atau akan operasi amandel dan ibu yang melahirkan dengan operasi caesar tidak membutuhkan antibiotik. Jadi hati-hati menggunakan antibiotik dan buang antibiotik hati-hati agar tidak merusak lingkungan. 

Comments

  1. Aku gak suka minum obat sih. Kebanyakan minum jamu aja, yang alami. :D

    ReplyDelete
  2. Makasih atas tulisannya Mbak.. :)
    Salam kenal

    Nelly

    ReplyDelete
  3. Salam kenal.. Thanks atas share tulisannya. Untuk mengetahui lebih detail dan konsultasi mengenai bahaya resistensi antibiotik. Bisa mengunjungi dan berkonsultasi di official website kami www.sadar-antibiotik.com yang dikelola bersama dengan pengawasan dari dr Hari Paraton SpOG selaku ketua KPRA. Salam sehat. Salam BARA. Bersama Atasi Resistensi Antibiotik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga mas semoga bisa saling bersinergi mengajak masyarakat memiliki gaya hidup sehat :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan