Dukungan Memberikan Harapan Hidup Bagi Penyintas Kanker Payudara



Bulan Oktober 2020 diperingati sebagai bulan peduli kanker payudara yang penting diperhatikan oleh semua perempuan Indonesia. Karena dari Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. 





Angka ini bagi saya cukup tinggi mengingat beberapa orang di lingkungan sekitar yang mengidap kanker payudara. Contoh terdekat adalah tetangga di sebelah rumah yang tinggal di Semarang. Saat itu usia saya masih belasan tahun melihat ibu saya membantu merawat dan mendampingi tetangga yang sudah memasuki stadium akhir. 



Karena puluhan tahun silam informasi masih minim, stigma masyarakat, dan tekanan mental membuat pengidap kanker payudara takut untuk berobat ke dokter. Namun ibu saya sebagai perawat terus memberikan semangat agar bisa bertahan hidup. Setiap hari ibu membantu mengobati, menghibur dan mendoakan tetangga saya bisa sehat kembali. 



Sayangnya tetangga saya harus menghembuskan nafas terakhir di rumah saat menjalani pengobatan karena sudah tidak bisa tertolong lagi. Dari sini saya belajar bahwa penting bagi perempuan untuk periksa kesehatan rutin dan mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar agar bisa menjalani proses pengobatan yang tidak mudah. 



Sekarang tentu sudah jauh lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang kanker payudara baik dari dokter, website maupun media sosial. Semakin cepat melakukan pemeriksaan tentu akan semakin cepat untuk disembuhkan. Memberanikan diri untuk ke dokter tidaklah mudah apalagi bagi perempuan butuh dukungan dari keluarga atau teman untuk memeriksakan payudara ke dokter. 



Hal terberat selanjutnya setelah periksa ialah menjalani terapi di rumah sakit. Seringkali saya mendengar cerita dari penyintas rasa bosan, frustasi bahkan putus asa ingin mengakhiri hidup karena proses yang memakan waktu yang lama. Ditambah efek yang terjadi setelah kemoterapi seperti kulit menghitam, rambut rontok dan berat badan turun membuat pasien pun sedih dan depresi. 





Disinilah peran keluarga atau sahabat yang terus memberikan harapan untuk terus hidup sampai sembuh. Bukan sekedar semangat tapi juga tindakan untuk menemani terapi dan minum obat secara teratur juga melibatkan dalam berbagai kegiatan positif misalnya berkebun, berolahraga, ikut workshop dan tergabung dalam komunitas. 



Banyak penyintas yang berhasil sembuh setelah mengikuti semua pengobatan dengan rutin ditambah dukungan keluarga seperti orang tua, suami, anak, kakak dan teman-teman terdekat. Sekarang sudah banyak komunitas atau yayasan yang membantu penyintas kanker payudara mendapatkan informasi, dukungan mental dan berbagai kegiatan menarik yang bisa dilakukan. 



Besarnya dukungan ini sudah dibuktikan salah satu teman dalam komunitas yang berhasil sembuh bahkan aktif diving di berbagai laut baik di Indonesia maupun di mancanegara. Teman saya juga aktif sebagai pembicara dalam berbagai forum untuk mengedukasi perempuan untuk menerapkan pola hidup sehat, periksa diri, dan memberikan dukungan bagi pengidap kanker payudara. 



Dengan memberikan dukungan kita juga sudah menyelamatkan satu nyawa untuk bertahan hidup bukan untuk diri sendiri juga untuk keluarga yang menyayangi mereka seperti suami, anak dan orang tua. Kesembuhan penyintas kanker payudara bisa menjadi contoh bagi masyarakat berani periksa ke dokter dan menjalani pengobatan sampai tuntas. 





Aku juga ikut memberikan dukungan untuk pengidap atau penyintas kanker payudara dengan mengikuti campaign #pinkypromisewithMH di instagram @medtourismmy.id dan kalian bisa mendapatkan informasi pengobatan di rumah sakit Malaysia dengan mengakses website https://medicaltourismmalaysia.id/category/liburan-sehat/. 


Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba