BERLIMA Hadirkan Peragaan Busana Inspiring Indonesian Look 2022

Kemarin saya baru saja menghadiri Djakarta Festival 2022 yang diadakan oleh KADIN dimana sebagian para peserta bazaar UMKM adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan bisa aktif berkarya jika diberikan kesempatan dan pendampingan. Apalagi tahun ini ekonomi sudah mulai bangkit ditandai dengan banyaknya event pameran maupun festival yang diadakan secara gratis. 

Tentu tidak mudah untuk bangkit dari pandemi namun kita patut berbangga karena pemerintah bersama masyarakat Indonesia termasuk dalam lima besar negara di dunia yang berhasil mengatasi covid 19. Melihat momen ini BERLIMA yang terdiri dari Martha Simanjuntak, Fitri Wigati Mumpuni, Yulie Anita Bangun, Kia Wael, dan Yulia Warman menghadirkan Peragaan Busana pada tanggal 25 Agustus 2022 di Mardin Fine Baklava Kemang dengan tema "Inspiring Indonesian Look 2022".  

Memiliki tagline "Ekonomi Kreatif Di Tangan Perempuan Berkarya" BERLIMA memiliki misi pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi kreatif berbasis teknologi dan komunitas. Acara peragaan busana dibuka dengan koleksi Classy by ibu Julia Warman yang menggabungkan ikon khas Indonesia ke dalam baju rancangannya yang bergaya modest sehingga bisa dipakai tanpa dengan rasa percaya diri.

Selanjutnya ibu Martha Simanjuntak menghadirkan koleksi ulos by Chathaulos yang biasa dipakai  masyarakat Sumatra Utara pada upacara adat. Pada koleksi ini pakaian dengan sentuhan ulos bisa terlihat menarik, modern dan kasual sehingga perempuan baik tua maupun muda bisa bangga memakai ulos dalam acara formal atau non formal. 

Ibu Martha Simanjuntak juga menerapkan konsep Zero Waste Fashion dalam design-designnya dimana sisa potongan bahan dirancang menjadi pakaian sejak awal proses. Penerapan zero waste fashion untuk meminimalisir limbah produksi busana. Tidak hanya dalam bentuk pakaian jadi namun juga dalam bentuk kreatifitas lain seperti belt (Tali Pinggang dan Obi), topi, kalung dan fashion bag seperti yang anda lihat saat ini atau yang ada di stand bazar chathaulos di lantai 2. 

Setelah peragaan busana yang disambut dengan meriah, ada lelang busana dimana uang yang terkumpul akan didonasikan ke rumah singgah untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Acara lelang ini berlangsung menarik dimana antara tamu tidak ingin kalah dalam membeli baju karya desainer ibu Martha Simanjuntak seharga Rp 1.250.000. 

Tidak hanya peragaan busana saja dan lelang pakaian tapi juga ada bazaar di lantai dua dimana ada stand pakaian Chathaulos, Julia Warman, lalu ada brand skin care dan kosmetik yaitu Kezia serta Crystallure. Dimana menurut Siti Khodijah dan Nawal untuk fasilitas seperti meja, kursi dan makanan sudah diberikan dengan baik namun lokasi kurang strategis sehingga tamu enggan naik keatas untuk mampir ke area bazaar. Mereka berharap acara selanjutnya panitia bisa menyediakan tempat yang mudah diakses para tamu sehingga target penjualan saat bazaar bisa tercapai. 

Selanjutnya saya berkesempatan mewawancarai panitia acara ini yaitu mba Vira Ratnaning dari Greato EO dan mas Arya Nokeno sebagai tv presenter serta influencer yang mengatakan persiapan acara ini sekitar tiga bulan dimana awalnya tidak ada sponsor yang mau terlibat karena baru pertama kali diadakan. Namun dengan keyakinan dan kerja sama tim yang kompak bisa diadakan dimana tamu yang datang lebih dari ekspetasi yaitu 100 orang dari 30 orang. 

Harapan dari panitia acara ini akan rutin diadakan setiap tahun dengan melibatkan lebih banyak lagi perempuan di daerah yang belum terekspose termasuk juga kaum difabel sehingga bisa menjadi wadah untuk perempuan mendapatkan pelatihan bidang teknologi. 

Bagi saya acara yang diadakan BERLIMA patut kita apresiasi karena bisa menjadi inspirasi bagi perempuan untuk berkarya dengan bantuan teknologi dan semoga untuk acara kedepannya bisa berjalan lebih meriah, lebih lancar dan membantu lebih banyak orang.