Akhir-akhir ini masyarakat sering mengeluhkan perubahan cuaca ekstrim dari panas terik kemudian menjadi hujan deras bahkan angin kencang. Perubahan suhu dan juga iklim ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tingginya polusi, mencairnya gunung es dan maraknya perilaku yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja karena menyangkut masa depan generasi muda jika tidak diatasi dari sekarang maka bencana alam ekstrim akan sering terjadi. Maka pada pertemuan di Paris beberapa negara sepakat untuk mencapai emisi nol karbon dan membatasi kenaikan suhu udara maksimal 1,5 derajat celcius.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Pemerintah Indonesia berkomitmen akan memenuhi net zero emission maksimal pada tahun 2060. Beberapa upaya pun dilakukan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon antara lain dengan mendorong diproduksinya kendaraan listrik di kota-kota besar, menerapkan pajak karbon, menaikkan target NDC (National Determined Contribution).
sumber : wasteforchange
Industri baja berkontribusi 4,1% dari total emisi CO2 dunia dan sekitar 3,2% dari semua gas rumah kaca. Sedangkan baja termasuk baja untuk konstruksi ringan, cepat dan kuat merupakan salah satu industri inti yang telah mendukung pertumbuhan dunia terbukti dari tingginya kegiatan ekspor-impor antar negara. Dengan adanya target dekarbonisasi maka bisnis industri baja dari hulu ke hilir tidak bisa dijalankan seperti biasa. Diperlukan inovasi berkesinambungan pada konsumsi bahan bakar langsung dan tidak langsung serta pada emisi CO2 dalam proses produksi sendiri dan bahan baku.
Tata Metal Lestari merupakan industri anak bangsa di bidang pelapisan baja yang berinvestasi sejak 2018 di Kawasan Industri Cikarang yang berekspansi dari industri genteng metal dan baja ringan yang berdiri di tahun 1994 di Indonesia, yaitu Tatalogam Lestari, berkomitmen penuh mendukung agenda hijau berkesinambungan pemerintah mulai dari hulu ke hilir. Hal ini terbukti dengan telah mengarus-utamanya kebijakan hijau berkesinambungan dalam manajemen dan operasi produksi ditambah dengan telah mempelopori berbagai kegiatan bersama para pemangku kepentingan untuk peningkatan awareness kepada bisnis hijau berkesinambungan. Sebagai industri merupakan binaan yang menginduk kepada Kementerian Perindustrian dan Kementerian PUPR sebagai salah satu anggota dalam rantai pasok.
Pada Indonesia Building Technology (Indo Build Tech) Expo 2023 tanggal 5 Juli 2023 di ICE BSD, Tatalogam Lestari menginisiasikan sebuah seminar yang mempertemukan para penggiat hijau berkesinambungan dari Kementerian Perindustrian, Kementerian PUPR, KADIN Net Zero, WRI (World Resource Institute), WWF (World Wide Fund) dan CDP (Carbon Disclosure Program) bersama tenaga ahli konstruksi hijau dan teknologi produk hijau, yang bertujuan untuk memperkaya usulan dalam penyempurnaan kebijakan pemerintah dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian PUPR baik dalam tahap penyusunan maupun implementasi. Diharapkan kegiatan kolaborasi berkesinambungan seperti ini dapat menginspirasi para pembuat kebijakan untuk bumi yang hijau dan lestari.
Masing-masing pembicara memberikan penjelaskan bahwa keterlibatan industri dibutuhkan agar emisi karbon dapat berkurang dan suhu bumi bisa berkurang sedikit demi sedikit. Tatalogam Lestari juga membuka booth di dalam hall 6 ICE BSD sampai tanggal 9 Juli 2023 agar masyarakat bisa melihat langsung produk unggulan seperti Domus, atap metal, genteng metal, baja ringan, floor deck, bangunan cepat kuat dan aksesoris. Pameran ini terbuka untuk umum dan tidak ada biaya sehingga siapa saja bisa datang dan melihat lebih dekat produk unggulan yang berkualitas SNI lebih dekat. Info lengkap bisa ikuti akun instagram @simantap.
Comments
Post a Comment