Mengenal Lebih Dekat Batik Pekalongan Melalui Buku "Batik Pekalongan : Dari Masa Ke Masa"

Dua minggu lalu saya berkunjung ke Jogja untuk menghadiri acara komunitas dan mengunjungi beberapa tempat wisata. Selama enam hari berada di Jogja selain mencicipi beberapa makanan lokal, saya juga membeli oleh-oleh batik dan kebaya di Pasar Bringharjo. Pasar ini terletak di seberang Malioboro yang banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri karena harga dan kualitas batiknya. 


Memang harga batik di Jogja lebih murah dibandingkan jika membeli di Jakarta dan kualitas yang bagus untuk anak-anak hingga dewasa. Dari beberapa batik yang saya beli, kebanyakan penjual mengambil produknya dari Pekalongan yang memang terkenal sebagai kota batik. Kain batik kini menjadi kebanggaan orang Indonesia yang mencerminkan khazanah budaya leluhur. 

Semenjak ditetapkan Budaya Tak Benda Warisan Maanusia oleh UNESCO, popularitas batik naik karena hampir semua sekolah atau kantor mewajibkan memakai batik. Kain batik pun dimodifikasi ke dalam berbagai model sesuai tren sehingga kesan batik pun tidak hanya pakaian formal tapi santai.


Agar mengenal batik lebih dekat, PT Bank Central Asia (BCA) melalui forum Kafe BCA VI mengadakan diskusi dengan beberapa pembicara yaitu ibu Poppy Savitri sebagai Direktur Edukasi & Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Rektor Universitas Pekalongan bapak Suryani, ketua Yayasan Batik Indonesia ibu Nita Kenzo, dan Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Menara BCA tanggal 23 Mei 2017.


Hampir setiap kota di Indonesia memiliki motif batik yang unik. Walaupun permintaan akan batik tinggi, sayangnya minat generasi muda berkurang karena rendahnya pendapatan yang diterima. Sayangnya pengetahuan orang tentang batik juga belum merata, sehingga bu Poppy berupaya melakukan edukasi agar masyarakat bisa mengetahui dan perduli akan batik.


Definisi batik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kain bergambar yang pembuatannya secara khusus menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Jenis batik yang diakui oleh UNESCO ialah batik tulis dan cap bukan batik printing. Proses pembuatan tulis memang lama karena ada beberapa tahapan namun dibalik itu ada makna filosofis bahkan meditasi sebelum membatik.



Tahapan dalam  membatik antara lain ;

a. nglowong : memberikan malam dengan canting atau cap 
ngengreng : nglowong pada satu sisi
b. medel : pemberian warna biru tua untuk batik kraton sebagai latar dan pemberi bentuk luar pola. pada batik pesisiran tahap medel bisa menggunakan warna apa saja 
c. nglorod : bila malam sudah lepas kain direbus untuk melepas sisa malam. sisa malam digunakan untuk kain mori yang lebih kasar. 
d.nyolet : pembubuhan warna dengan kuas
e.nyoga : pencelupan tahap kedua untuk mendapatkan warna coklat tanah. proses ini ada pada pembuatan batik kraton.

Saya akui tidak mudah membatik karena kemarin sempat mencoba membatik ternyata membuat pola, memasukkan malam di canting dan mengisi pola dengan malam di canting saya sempat kerepotan karena panas dan mudah tumpah, Ternyata butuh ketrampilan khusus yang harus dipelajari dan biasanya turun temurun. 


Corak hias dan warna batik bisa menunjukkan daerah asal kain itu. Pada batik berdasarkan corak hiasnya terbagi atas dua yaitu pedalaman (kraton) dan pesisiran. Batik Pedalaman atau batik Kraton corak hiasnya dipengaruhi alam pikiran religius magis. Ada tiga corak batik Kraton yang tersusun secara geometris yaitu Kawangan, Parung, dan Nitik. Sedangkan corak non geometris adalah Wahyu Tumurun, Sido dan Semen. 

Pada batik Pesisiran corak hiasnya lebih bebas karena tidak mengacu pada pikiran alam Kraton. Awalnya batik pesisiran dijual karena menunggu masa panen karena pekerjaan membatik adalah sampingan bagi para wanita. Daerah yang menghasilkan batik pesisiran berasal dari pesisir utara dan selatan pulau Jawa hingga Bengkulu, Jambi dan Sumatera Barat.

Agar ekonomi kreatif Indonesia terus berkembang, maka Badan Ekonomi Kreatif berupaya membantu pengrajin lokal misalnya dalam kemasan dan pemasaran agar memiliki nilai lebih. Selain itu batik kini juga digunakan bagian dari interior hotel seperti taplak meja, sprei, selimut, dan sarung bantal. 


Terobosan yang juga dilakukan ibu Nita ialah menggunakan kain batik untuk model pakaian pria dan wanita dengan model lebih kekinian. Tidak hanya itu untuk pewarnaan batik menggunakan pewarna alam indigo yang menghasilkan warna biru. Pewarna alam ini sudah banyak digunakan di manca negara namun belum banyak dipakai di Indonesia. Padahal bahan ini lebih aman karena tidak mencemari lingkungan dan bisa digabungkan dengan pewarna alam lainnya. 

Batik dengan indigo ini telah menembus pasar internasional dan didesain untuk dipakai pada empat musim. Upaya yang juga dilakukan oleh bu Nita ialah gerakan batik rakyat untuk membangkitkan kembali batik pantura dan mengajak pembatik menggunakan pewarna alam karena lingkungan yang sudah rusak. 

Sebagai kota penghasil batik, beberapa pihak di Pekalongan berupaya agar generasi muda memiliki minat dan bisa memberikan nilai tambah pada batik. Maka sejak tahun 2011 dibuka program studi batik di Universitas Pekalongan. Yang dipelajari antara lain teknologi pembuatan batik dan kewirausahaan. Program studi batik dibuka sebagai upaya Universitas Pekalongan agar generasi muda bisa mengembangkan dan melestarikan batik. 



Kepedulian akan batik juga dilakukan oleh BCA dengan meluncurkan buku "Batik Pekalongan: Dari Masa ke Masa" yang ditulis oleh Budi Mulyawan. Buku ini diharapkan dapat dijadikan referensi generasi muda yang ingin mempelajari dan mengenal batik Pekalongan. BCA baru saja meresmikan kampung batik Gemah Sumilir, Wiradesa Pekalongan sebagai desa wisata binaan. Selain itu BCA juga bekerja sama dengan pengrajin batik di Pekalongan untuk memproduksi Batik Hoko BCA sebagai seragam untuk 23.000 karyawan BCA di seluruh Indonesia. 



Semoga dengan adanya buku ini generasi muda bisa mengembangkan dan memberikan nilai tambah pada pembatik dan kain batik sehingga bisa menjadi kebanggan Indonesia. Masyarakat pun semakin menghargai pembuat batik tulis karena proses yang tidak mudah sehingga wajar jika lebih mahal dibandingkan batik cap.

Comments

  1. Batik pekalongan selalu jadi favorit. :D Cocok untuk acara formal.

    ReplyDelete
  2. Naksir yang warna abu-abu. Cantik banget. ^_^

    ReplyDelete
  3. Batik pekalongan emang bagus. Aku suka. Coba seandainya semua daerah punya buku batik ya. Kan bs terkenal tuh batik2 indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah semoga ada penulis buku batik kota lainnya supaya makin dikenal masyarakat luas :)

      Delete
  4. Luar biasa ya kebudayaan Indonesia benar-benar beragam. Aku dulu tahunya yang ngetop di Pekalongan itu soto-nya (soalnya aku doyan makan soto). Ternyata batik Pekalongan juga bagus yaaa. Duuh jadi pingin punya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba batik pekalongan terkenal dengan kualitasnya :)

      Delete
    2. Aku suka makan tauto kalau di sana. Hahaha :D

      Delete
    3. wah boleh juga tuh dicoba :)

      Delete
  5. sudah pernah nyanting batik tulis , belajar mbatik..susah...ga kebayang waktunya lama, worth it kalo harga bagus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sama mas aku juga kewalahan belajar membatik menulis hehehe

      Delete
  6. Aku pernah beberapa kali liburan ke Pekalongan, dan emang tujuannya untuk hunting batik. Di sana bagus-bagus :D

    ReplyDelete
  7. Ih keceh yg dipakai model.
    baru tau aku nama nama do tahapan sebelum batik. Ngapalinnya sambil pakai speeling jawa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama mba aku juga baru tahu tahapan yang cukup rumit :)

      Delete
  8. Cardi nya bagus deh itu. Semoga anak-anak muda keturunan pembatik mau meneruskan wariasan berharga inj ya Mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya semoga generasi muda mau meneruskan untuk membatik :)

      Delete
  9. Batik dari sabang sampai merauke memang kece-kece. Pekalongan juga, sudah terkenal.

    ReplyDelete
  10. Keren, batik emang salah satu warisan budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan.

    ReplyDelete
  11. Batik memang nggak gampang buatnya dan perlu keterampilan. Karena itu, perlu diestarikan. Semoga buku tentang Batik dari Masa ke Masa semakin mendekatkan kecintaan pada batik Indonesia yang bagus-bagus.

    ReplyDelete
  12. I love Batik, cuma sejak berhijab agak susah nyari baju batik yang cocok baik secara model ataupun corak batiknya. Atau mungkin eike kudu langsing dulu ya> hehheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak juga kok mba banyak batik yang berukuran besar :)

      Delete
  13. Suka pakai batik, tapi tidak bisa membedakan mana yang batik tulis, cap, atau print. Kecuali dari harganya. Kalau batik tulis yang paling mahal

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya memang belum banyak orang yang bisa membedakannya :)

      Delete
  14. Ya ampun itu outer batiknya keceeh bangeet...pekalongan emang juara... Tp blom pernah bener2 belanja di sana..seru kali yah lgs pilih2 d kota batik

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba belanja batik di kota produksinya langsung :)

      Delete
  15. cakep ya, tapi aku sebagai orang batak kurang bs paham dengan motif2 nya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang harus dipelajari mba supaya bisa paham :)

      Delete
  16. Bukunya bisa didapat dimana kak

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan