Koperasi Sebagai Solusi Menggerakkan Ekonomi Masyarakat

Sejak pandemi beberapa bulan lalu, pertumbuhan ekonomi kian melambat bahkan menjadi minus. Namun semangat gotong royong pada masyarakat membuat ekonomi masih berputar walau pelan. Salah satu lembaga yang masih bertahan sampai sekarang dalam mendukung usaha rakyat adalah koperasi. 

Bagi sebagian generasi milenial atau generasi Z nama koperasi mungkin asing karena masih kurangnya edukasi di kalangan anak muda. Namun koperasi masih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan maupun di perusahaan besar. 

Untuk mengetahui seberapa besar peran koperasi dalam mendukung UMKM maka tanggal 13 Agustus 2020 diadakan webinar dengan tema "Masihkah Koperasi Menjadi Andalan" yang diselenggarakan oleh ICCI atau Indonesian Consortium for Cooperative Innovation. 


Webinar ini diikuti oleh bapak Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UMKM, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi  Rully Nuryanto, Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi, Executive Committee ICCI Firdaus Putra, Ketua KSP Sahabat Mitra Sejati Ceppy Y Mulyana dan Direktur Operasional Operasi Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) Sugeng Priyono. 

Menurut pak Rully koperasi memiliki peran sebagai lembaga ekonomi, lembaga sosial dan lembaga pelatihan bagi anggotanya. Anggota dalam koperasi memiliki peran sebagai pemilik, pengawas dan pengguna barang dan jasa. 

Banyak manfaat yang diperoleh jika kita bergabung menjadi anggota koperasi antara lain bisa memiliki wadah untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai karakter dan menerima keputusan yang berbeda, bagi UKM koperasi bisa menjadi tempat untuk bekerja sama serta koperasi berfungsi sebagai kaderisasi anggota untuk mengelola koperasi secara profesional. 


Selanjutnya Bapak Teten mengatakan partisipasi masyarakat terhadap koperasi masih kecil yaitu 8% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia. Sebagian besar koperasi saat ini didominasi koperasi simpan pinjam 59,9%. Bahkan masih ditemui koperasi gagal bayar karena menggunakan dana dari anggota untuk berinvestasi tanpa perhitungan yang tepat. 

Agar koperasi menjadi lembaga yang menarik bagi masyarakat untuk berinvestasi perlu adanya lembaga penjamin khusus koperasi seperti perbankan. Selain itu dibutuhkan terobosan misalnya masuk ke sektor kelautan dan kehutanan sebagai mitra dalam program kehutanan sosial. 

Saat ini agar masyarakat tertarik menjadi anggota koperasi harus diedukasi dengan benar bukan dengan kekuasaan atau paksaan untuk bergabung. Untuk itulah butuh inovasi dan kreativitas supaya koperasi menjadi variatif bukan hanya untuk meminjam uang. 


Inovasi dalam koperasi telah dijalankan dengan baik oleh KSP Sahabat Mitra Sejati yang sudah memberdayakan UKM sejak tahun 2009, memiliki jaringan dari pulau Sumatera sampai Papua, kini memiliki tabungan online dalam bentuk aplikasi yaitu Sobatku. 


Anggota bisa menabung melalui ponsel pintar dimana nomer rekening ialah nomor handphone sehingga mudah diingat. Dengan Sobatku anggota bisa menabung, tarik tunai dan transfer melalui aplikasi. Banyak anggota yang sudah terbantu dengan bergabung KSP Sahabat Mitra Sejati contohnya Bapak Sarto yang menggeluti usaha bandeng presto. 


KOMIDA juga membuktikan mampu memberi solusi bagi perempuan yang kurang sejahtera dimulai di Aceh tahun 2005. Kenapa memilih perempuan sebagai anggota? karena banyak perempuan mendapatkan diskriminasi dalam ekonomi dan banyak aturan yang menghalangi. Padahal perempuan memiliki hak yang sama seperti laki-laki untuk mapan dalam finansial.


Dengan pendampingan yang tepat, anggota KOMIDA bisa meningkatkan pendapatan, bisa mendapatkan akses kesehatan dan memperoleh pendidikan yang baik. Perlahan-lahan angka kemiskinan menjadi berkurang dengan bergabung menjadi anggota koperasi. 



Sebelum menutup webinar, mas Firdaus Putra mengatakan bahwa tantangan koperasi Indonesia di masa mendatang ialah relevansi dan adaptasi. Dengan berinovasi sesuai tren teknologi koperasi bisa menjadi lembaga inkubator untuk usaha rintisan yang saat ini digemari anak muda. Dengan menjadi anggota koperasi generasi milenial yang akan mendirikan usaha bisa mendapat akses permodalan, pelatihan manajemen, dan akses informasi industri bisnis terkait. 

Memang masih banyak ditemui kekurangan pada koperasi Indonesia, namun pemerintah terus berusaha memperbaiki sistem menjadi lebih mudah dan transparan dan kita juga bisa berpatisipasi menjadi anggota koperasi agar bisa memperbaiki kinerja koperasi serta mendukung ekonomi menjadi lebih stabil. 







Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan