Saatnya Kesehatan Jiwa Menjadi Prioritas Di Masyarakat

Tiga hari yang lalu diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia dimana tahun ini Kementerian Kesehatan RI memiliki tema yaitu : Kesetaraan Dalam Kesehatan Jiwa Untuk Semua. Beberapa tahun terakhir isu kesehatan mental banyak menjadi sorotan karena beberapa public figure yang terbuka dengan kondisi mentalnya dan diangkatnya isu ini dalam layar lebar sehingga menyadarkan masyarakat. 

Kesehatan mental stau jiwa kini tidak bisa lagi dianggap remeh karena akan berdampak besar bagi lingkungan sekitar apalagi di masa pandemi. Dampak buruk pandemi yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan pendapatan membuat orang menjadi depresi dan putus asa. Hampir semua masyarakat merasakan dari anak-anak sampai dewasa. 

Untuk itulah sekarang mulai banyak dilakukan edukasi tentang kesehatan mental baik secara tatap muka maupun virtual supaya masyarakat bisa segera mendapat pertolongan jika mengalami masalah yang cukup berat.  Karena sebenarnya semua orang berhak mendapat akses informasi yang tepat terkait kesehatan mental. Sekarang sudah banyak kemudahan untuk berkonsultasi secara virtual melalui aplikasi atau panggilan video. Untuk itu saya mengikuti temu Blogger Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tanggal 6 Oktober 2021 yang diadakan oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia. 

Kesehatan jiwa adalah landasan penting bagi kesehatan lainnya karena dengan jiwa yang sehat kita bisa belajar, bekerja, bahkan menekuni hobi yang disukai. Gangguan jiwa yang terjadi di usia muda bisa menyebabkan produktivitas menurun bahkan bisa mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Faktor yang membuat seseorang terkena gangguan jiwa antara lain genetis dari riwayat keluarga atau orang tua, biologis, hubungan keluarga dan sosial. 

Gangguan jiwa bukan berarti seseorang itu menjadi tidak waras, tapi ketika orang menjadi trauma atau tidak bisa mengontrol emosi juga sudah termasuk sakit secara mental. Kita tidak perlu malu mengakui jika memang ada masalah yang harus segera diatasi. Saya pun sempat mengalami putus asa, tidak percaya diri dan mudah emosi. 

Pemerintah pun berupaya agar masalah kesehatan jiwa ini bisa dicegah dan diatasi. Upaya yang dilakukan yaitu konseling pra nikah, kelas bagi orang tua, pencegahan bunuh diri, penanganan perundungan, manajemen stres dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba. Selain program dari pemerintah, masyarakat juga bisa mengikuti beberapa kelas seperti kelas meditasi, kelas self healing atau lainnya yang kini banyak diadakan secara gratis. 

Masalah kesehatan jiwa yang dihadapi masyarakat Indonesia pun masih cukup rumit berupa kurangnya SDM yang menangani kesehatan jiwa, terbatasnya akses layanan, tingginya penyalahgunaan narkoba dan stigma atau diskriminasi masyarakat yang masih banyak ditemui. Tentunya butuh dukungan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini dimulai dari diri sendiri untuk tidak menghakimi pilihan orang lain, memberikan dukungan bagi keluarga atau teman yang memiliki masalah mental dan berani untuk konsultasi kepada psikolog atau psikiater jika punya masalah terkait kejiwaan. 

Saat ini hampir semua Puskesmas di seluruh Indonesia sudah memiliki layanan kesehatan jiwa yang sudah ditanggung oleh BPJS. Sehingga masyarakat bisa menggunakan fasilitas ini tanpa perlu malu atau takut karena lebih baik segera diatasi supaya mencegah masalah yang lebih parah. Jika membutuhkan dukungan dari lingkungan bisa mencari komunitas yang peduli akan kesehatan mental sehingga kita bisa semangat untuk bangkit. 

Hadirnya komunitas bagi saya cukup penting dimana selama pandemi, saya bisa berbagi pengalaman dan belajar dari anggota komunitas bagaimana supaya bisa sehat fisik dan mental. Walaupun melalui media virtual kami bisa saling memberitahukan kondisi masing-masing, saling memberikan semangat dan membantu jika ada anggota yang membutuhkan pertolongan. 

Maka sekarang kesehatan jiwa melibatkan masyarakat seperti tokoh agama, pemangku wilayah dan komunitas di daerah sekitar supaya orang yang membutuhkan bantuan bisa mendapat dukungan untuk sembuh. Masalah kesehatan jiwa bukanlah aib yang harus ditutupi karena semua orang bisa mengalaminya. Segera hubungi puskesmas terdekat untuk konseling atau LSM yang menyediakan layanan psikologis jika memang memiliki masalah kesehatan jiwa. Saatnya kita bersama-sama memprioritaskan kesehatan jiwa dalam kehidupan sehari-hari.