Review Film Preman Pensiun Bersatunya Preman Di Layar Lebar

Di tahun 2000an ada beberapa sinetron yang unik dan banyak ditonton masyarakat. Salah satunya ialah Preman Pensiun yang tayang di RCTI tahun 2015. Sinteron ini mendapatkan banyak simpati masyarakat karena menceritakan kehidupan preman yang penuh tantangan di kota Bandung.




Hal ini menjadi tontonan berbeda karena kebanyakan sinetron menceritakan percintaan remaja, perebutan harta warisan dan perselingkuhan yang berlatar orang kaya. Dalam sinetron Preman Pensiun mengambil latar kota Bandung kental dengan budaya Sunda, menceritakan kehidupan kelas menengah dan pemain yang mendekati karakter aslinya jauh dari cantik atau tampan. 

Disutradarai Aris Nugraha dan dibintangi alm Didi Petet serta Epy Kusnandar sinetron Preman Pensiun menyajikan tontonan berkualitas sehingga meraih penghargaan. Cerita yang menarik ditambah akting natural membuat sinetron ini bertahan hingga season tiga. 

Preman Pensiun Layar Lebar


Setelah meninggalnya alm Didi Petet sinetron Preman Pensiun vakum sampai akhirnya ada tawaran untuk mengangkat ke layar lebar. Tawaran tersebut diberikan oleh sutradara Aris Nugraha yang juga menulis skenario dan memilih pemain yang akan memerankan di layar lebar. 


poster film preman pensiun


Proses pembuatan skenario dilakukan Aris di daerah Bandung tanpa revisi didampingi oleh Epy Kusnandar sebagai pemeran utama. Akhirnya film Preman Pensiun siap ditayangkan di bioskop 17 Januari serentak di Indonesia. 

epy kusnandar


Sebelum tayang secara resmi, saya berkesempatan menonton bersama media pada Press Screening tanggal 10 Januari 2019 di Epicentrum. Film diawali Muslihat yang diperankan Epy Kusnandar yang berbadan kurus, sedikit jorok namun masih disegani sebagai penerus Kang Bahar yang disegani preman di kota Bandung. 

Tiga tahun setelah kepergian kang Bahar, Muslihat berbisnis Kecimpring yang kondisinya mulai lesu. Anaknya mulai beranjak remaja dan sudah dekat dengan mahasiswa. Sebagai seorang ayah Muslihat mulai khawatir dan tak ingin anaknya disakiti pria. Namun pengawasan anak buahnya malah membuat pria yang mendekati anaknya ketakutan. 

Di sisi lain telah terjadi keributan di pasar yang mengakibatkan seorang pria meninggal akibat dikeroyok preman. Ternyata korban tersebut adalah adik ipar Gobang salah satu anak buah Muslihat. Gobang pun berusaha mencari informasi siapa pelakunya dengan menghubungi teman-teman lamanya yang mulai beralif profesi dari mulai satpam, pedagang kaos sampai tukang sablon. 

Kinanti salah satu anak kang Bahar menghubungi Muslihat terkait 1000 hari kang Bahar yang masih sedih dengan kenangan ayahnya. Imas yang hamil sering curiga dengan suaminya Dikdik yang memiliki hubungan dengan perempuan lain. Muslihat pun meminta anak buahnya memastikan apakah Dikdik berselingkuh atau tidak. 


Kedua preman lainnya Pipit dan Murad bekerja sebagai satpam yang selalu berdua dan menimbulkan kelucuan karena tingkah mereka yang galak namun konyol. Setelah mencari informasi Gobang kemudian mengumpulkan teman-temannya untuk membalas dendam kepada dalang yang menyebabkan adik iparnya meninggal dunia. 

Akankah Gobang berhasil membalas dendam kematian adik iparnya dan Muslihat ikut turun tangan mengatasi masalah Gobang? Saksikan film Preman Pensiun di bioskop terdekat mulai tanggal 17 Januari 2019. 

press screening preman pensiun


Setelah menonton film Preman Pensiun, saya mengapresiasi film ini karena konsisten mengangkat budaya Sunda seperti musik angklung dan suling. Elemen lainnya ialah penggalan dialog pemain yang berbeda namun seperti sebuah jawaban yang terkait. Hal ini belum pernah saya tonton di film Indonesia yang bisa menjadi keunikan atau nilai lebih dalam Preman Pensiun.



Selain itu Epy Kusnandar berhasil membuktikan bahwa preman yang disegani tidak harus bertubuh besar dan memiliki tato namun bisa memiliki pengaruh besar bagi preman di kota Bandung. Akting Epy Kusnandar patut diacungi jempol karena bisa memerankan preman, suami, ayah, dan menantu sekaligus dengan pas. 

Dalam film ini tidak hanya menampilkan aksi preman juga tentang menceritakan hubungan keluarga, persahabatan yang tulus meskipun masing-masing sudah memiliki kesibukan atau keluarga. 



Bagi yang tidak mengikuti sinetronnya tetap bisa menonton film ini karena ceritannya berbeda dengan sinetron dan akan tertawa melihat karakter preman yang unik dan konyol. Sebaiknya film ini ditonton untuk usia 13 tahun ke atas sesuai rekomendasi Lembaga Sensor Film. Sebelum nonton Preman Pensiun bisa nonton dulu trailernya di channel MNCP Movie. 

Semoga film Preman Pensiun bisa memberikan warna baru dalam perfilman Indonesia dan bisa lanjut ke sekuel film selanjutnya dengan pemain dan cerita yang lebih menarik. Info selengkapnya bisa ikuti akun twitter dan  instagram @mncp_movie.


blogger dan pemain film preman pensiun








Comments

  1. wah cakep neh, sekarang film indonesia sudah kembali baik dan banyak dimainnkan di bioskop
    makasih yah Mba

    ReplyDelete
  2. Saya pengikut sinetron preman pensiun mbak jadi film ini saya tunggu tunggu hehehe .. dari pada kang Mus saya lebih kangen sama Pipit hihihi, rasanya sudah gak sabar pengen nonton film ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kang Pipit memang ngangenin dan bikin lucu :)

      Delete
  3. Wah satu lagi film berkualitas karya anak bangsa yang layak ditonton bersama keluarga. Benar-benar memuaskan dahaga panjang film-film bergenre keluarga di tahun ini. Bravo perfileman tanah air!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya film keluarga dengan pendekatan yang unik :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba