Kriya Nusa 2019 Optimalkan UKM Jadi Lebih Profesional

Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya, menjadi nilai lebih pada suatu produk karena memiliki identitas dibanding produk negara lain. Misalnya kain buatan tangan Indonesia setiap daerah memiliki motif, bahan dan nilai budaya yang beraneka ragam.


Ada songket, lurik, batik, ulos, tenun NTT yang kini banyak dicari karena bernilai tinggi. kain tradisional banyak yang dimodifikasi menjadi fashion keren seperti kaos, celana, rok, tas dan aksesoris lainnya.





Melihat kekayaan budaya yang begitu tinggi, Dewan Kerajinan Nasional atau Dekranas mengadakan pameran tahunan Kriya Nusa. Tahun ini Kriya Nusa diadakan tanggal 11-15 September 2019 di Balai Kartini. Dengan tema 100 % Cinta Kriya Indonesia Dekranas memberikan wadah bagi UKM seluruh Indonesia agar bisa memasarkan produknya di tingkat nasional.


Dekranas juga melibatkan BUMN dan Kementrian untuk membina pengrajin lokal agar dapat meningkatkan kualitas produksi dan memasarkan melalui teknologi sehingga bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pada Kriya Nusa 2019 terdapat 246 stan yang terdiri dari 37 stan Kementerian dan BUMN, 170 stan Dekranasda, 25 stan individu, 8 stan mitra, dan 6 stan asosiasi.




Acara Kriya Nusa 2019 terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya masuk alias gratis. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa melihat produk buatan Indonesia yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. Harapannya semakin dikenal luas produk Indonesia maka masyarakat bangga memakai dan ikut mendukung peningkatan omset UKM yang lebih baik.

Tahun 2019 ini dari data yang diperoleh Kominfo sebanyak sembilan juta lebih UKM sudah berjualan secara online atau tergabung dalam marketplace besar. Jumlah ini akan terus bertambah karena kegiatan sosialisasi penggunaan internet untuk pemasaran terus dilakukan pemerintah dan swasta sampai ke pelosok daerah.

Perkembangan yang positif dari UKM Indonesia telah memberikan pendapatan bagi negara yaitu nilai ekspor kerajinan pada tahun 2018 sebesar 1,2 juta dolar. Angka ini akan terus bertambah jika semua pihak dapat bersinergi membeli produk lokal secara kontinu. Mendengar data ini membuat saya kagum dan bangga karena produk kerajinan bisa membuktikan memiliki nilai jual tinggi jika memiliki kualitas yang sejajar dengan brand ternama.



Saat menghadiri Temu Netizen di Kembang Goela tanggal 9 September 2019 ibu Euis Saedah Sekretaris Jendral Dekranas dengan semangat menceritakan nilai sejarah dan budaya berbagai kerajinan daerah yang bisa menjadi fashion kekinian untuk anak muda.

Maka jangan sampai budaya tersebut hilang karena tidak ada penerusnya atau tidak didukung masyarakat dalam negeri. Untuk itulah Kriya Nusa 2019 menjadi kesempatan bagi masyarakat melihat langsung produk yang dibuat dengan original unik dengan harga lebih terjangkau karena membeli langsung dari pengrajin.




Untuk kualitas tidak perlu khawatir karena produk yang dipamerkan sudah dikurasi di masing-masing daerah sehingga layak untuk dipamerkan dan dijual ke masyarakat. Kriya Nusa juga menjadi ajang bagi setiap daerah menampilkan booth dan produknya untuk mendapat nilai terbaik. Hasilnya saat acara pameran masing-masing booth didesain dengan unik sesuai budaya dan diatata semenarik mungkin.



Pengunjung yang datang pun antusias belanja produk karena harga yang lebih murah dan kualitas yang bagus. Dari semua stan, Dekranasda Sumatera Selatan mendapatkan penghargaan juara pertama penataan stan terbaik. Juara kedua diraih stan Sulawesi Selatan dan juara ketiga diberikan kepada Sumatera Barat.


sumber: tirbunnews.com


Bangga rasanya melihat sinergi pemerintah dan pelaku UKM bisa mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Semoga ini menjadi langkah awal agar produk lokal dapat diterima konsumen internasional dan membuktikan Indonesia negara yang hebat serta kreatif karena karyanya yang memiliki nilai budaya tinggi.












Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan