Saatnya Tanamkan Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan

Tak terasa sudah tujuh bulan menjalani pandemi baik PSBB maupun adaptasi kebiasaan baru. Memang melelahkan karen harus mengurangi banyak kegiatan bahkan tidak bisa bersilaturahmi dengan keluarga. Namun hal ini terjadi karena masih sering ditemukan masyarakat tidak peduli dengan protokol kesehatan sehingga angka penderita terus bertambah. 

Kondisi seperti ini butuh dukungan semua pihak agar pandemi segera berakhir dan ekonomi bisa pulih kembali. Pemerintah sudah berupaya maksimal dengan rutin mengadakan sosialisasi bahkan sering merazia di tempat makan atau tempat keramaian. Tetapi akan menjadi sia-sia jika kesadaran untuk peduli dan patuh dengan protokol kesehatan tidak ada. 

Maka sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menyadari pentingnya aturan dan memiliki empati kepada sesama. Untuk itu minggu lalu tanggal 30 September 2020 Ditjen Promosi Kesehatan mengadakan seminar kesehatan secara virtual untuk mengajak masyarakat agar bisa disiplin mematuhi aturan yang ada. 



Seminar dibuka oleh bapak Riskiyana selaku Direktur  Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI. Beliau mengatakan virus COVID-19 saat ini sudah bermutasi sehingga bisa menular melalui udara maka penting untuk selalu memakai masker baik di dalam maupun luar ruangan. Saat ini angka penderita terus bertambah karena banyak faktor antara lain kesadaran cuci tangan yang masih rendah, banyak informasi yang salah, masih ada yang tidak percaya COVID dan belum ditemukan vaksin. 




Dari survey kepatuhan masyarakat yang dilakukan Balitbang Kemenkes lebih dari 50 %  tidak melakukan jaga jarak namun tingkat kepercayaan pada pemerintah untuk penanganan COVID-19 masih cukup tinggi. Sebanyak delapan puluh delapan persen perempuan lebih mengetahui dan bisa menerapkan pembatasan jarak dengan baik dibanding laki-laki. 





Karena hadirnya pandemi, maka masyarakat dituntut bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru misalnya mencuci tangan dengan sabun di tempat umum misal pusat perbelanjaan, tempat transportasi umum, dan memakai masker ketika akan bekerja atau beraktivitas di luar rumah. Penerapan adaptasi kebiasaan baru perlu dilakukan di berbagai tempat seperti tempat ibadah, sekolah, pasar, kantor dan tempat umum. 



Pembicara selanjutnya psikolog Dr. Rose Mini A.P, M.Psi yang sering dipanggil bunda Romi menjelaskan bagaimana menerapkan disiplin mematuhi protokol kesehatan. Masih ditemui banyak masyarakat tidak disiplin karena banyak faktor antara lain kurangnya edukasi moral dalam keluarga, aturan tidak baku dan konsekuensi yang tidak ketat. 



Lalu apa yang harus dilakukan supaya setiap orang disiplin dengan baik? Dimulai dari keluarga bagaimana orang tua mengajarkan rasa empati, menghargai, kontrol diri, tenggang rasa dan keadilan. Jika sudah diterapkan dari keluarga maka butuh dukungan dari eksternal seperti aturan yang baku, contoh dan konsekuensi ketat serta relevan. 




Disiplin akan terbentuk jika setiap orang sadar akan manfaatnya, melakukan dengan rutin dan mendapat dukungan dari lingkungan sekitar. Salah satu lingkungan yang cukup berpengaruh adalah komunitas. Hal ini saya rasakan selama pandemi dimana dalam satu grup saling mengingatkan untuk memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan benar. 


Beruntunglah di dalam komunitas bloggercrony aktif mengadakan kegiatan setiap bulan walaupun secara virtual. Kegiatan yang saya ikuti antara lain memotret pedagang kaki lima yang memakai masker di media sosial sebagai upaya edukasi masyarakat kemudian lomba 17an virtual yang seru dengan berbagai lomba interaktif agar anggota merasa terhibur dan tidak sendiri dalam menjalankan karantina di rumah. 


Kesimpulan yang saya dapatkan setelah mengikuti seminar kesehatan virtual ini adalah disiplin dimulai dari diri sendiri kemudian mengajak lingkungan sekitar supaya pola hidup sehat dapat tertular sambil menunggu vaksi diproduksi massal oleh pemerintah. Supaya disiplin mematuhi protokol kesehatan bisa konsisten pilihlah komunitas yang bisa menularkan semangat positif kepada anggotanya. 















Comments

  1. Suka sedih kalo terpaksa harus keluar gitu. Bukan sedih karena keluar rumah, tapi sedih melihat masih banyak banget orang-orang yang mengabaikan protokol kesehatan. Mulai dari nggak pake masker, berjubel dalam kerumunan sampe mengusap wajah sesuka hati kaya tanpa beban. Duh Gusti sakit hati hamba melihatnya. Sangat berbanding dengan perjuangan tenaga medis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maka dari itu dimulai dari diri sendiri supaya bisa menularkan ke orang lain disiplin protokol kesehatan :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan