Rayakan Ulang Tahun Ke 30 Equity Hadirkan Inovasi Dalam Industri Asuransi
Menjelang usia ke tiga puluh, Equity Life meraih beberapa penghargaan pada tanggal 8-9 Agustus 2017 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Palembang antara lain Top Agent Of The Year 2016, Peringkat 1 Top Leader by Premium, dan Peringkat 2 Top Agent Premium. Dengan prestasi ini membuktikan kehadiran Equity Life tidak bisa dipandang sebelah mata karena usianya yang lebih dari sepuluh tahun dan tingkat laba diatas 42 miliar di tahun 2016.
Meskipun tergolong asuransi lokal, Equity terus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkembang terutama generasi muda yang akrab dengan teknologi. Walau sudah lama hadir di Indonesia kegiatan promosi atau branding Equity di masyarakat bisa dibilang terlambat karena selama ini hanya fokus di segmen korporasi.
Untuk itu tahun ini Equity berupaya mengejar ketertinggalan dengan melakukan rangkaian kegiatan antara lain kompetisi foto, kompetisi blog, dan memberikan perlindungan diri gratis untuk 30.000 masyarakat dengan mendaftarkan nama, email, nmr ktp, jenis kelamin, alamat dan nmr telepon.
Dengan tema #UntukmuIndonesia Equity Indonesia mengajak masyarakat meningkatkan kecintaan terhadap tanah air melalui foto atau tulisan dengan mensubmitnya di microsite www.equity.co.id/equity30. Kompetisi ini berlangsung sampai tanggal 26 September 2017 dengan berbagai hadiah menarik seperti ponsel pintar, paket liburan ke Bali, dan uang tunai total 15 juta.
Melihat penduduk Indonesia yang banyak dan potensi bonus demograsi di beberapa tahun mendatang, menjadi tantangan tersendiri bagi Equity karena meskipun pertumbuhan premi diatas 25% tetapi orang yang baru memiliki asuransi tidak bertambah.
Menurut Bapak Samuel Setiawan sebagai President Direktur Equity Life saat temu media dan blogger tanggal 23 Agustus 2017 salah satu kendalanya ialah rendahnya pengetahuan masyarakat akan asuransi. Masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya memiliki asuransi terutama generasi muda yang masih kuliah atau baru mendapatkan pekerjaan.
Hal inilah yang mendorong revolusi di bidang asuransi Indonesia, karena pola pemasaran dengan cara konvensional seperti telemarketing tidak lagi efektif. Banyak masyarakat enggan atau trauma jika menerima tawaran baik melalui telepon atau langsung. Maka salah satu cara memasarkan ialah dengan bekerja sama dengan perusahaan retail misalnya MAP, Alfamart, dan Lottemart.
Selain itu perlu pendekatan berbeda misalnya melalui edukasi keuangan kepada komunitas tertentu sehingga bisa mengajak masyarakat untuk melek asuransi dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
Bagi saya perubahan cara pemasaran asuransi sangat penting karena sekarang perkembangan teknologi sangat pesat dimana membuka rekening tabungan bisa melalui aplikasi tanpa saldo minimum. Hal ini membantu masyarakat yang sibuk sehingga tidak perlu antri ke bank sudah bisa melakukan transaksi keuangan hanya dari aplikasi ponsel pintar.
Konsep seperti inilah yang perlu ditiru industri asuransi Indonesia, dimana konsumen dengan mudah mengunduh aplikasi asuransi ponsel pintar kemudian memilih asuransi sesuai kebutuhan dan membayar dengan internet atau mobile banking.
Selain membuat aplikasi asuransi, pihak perusahaan perlu melakukan edukasi ke beberapa pihak seperti kampus, ibu rumah tangga, sekolah, perkantoran, organisasi dan komunitas lainnya. Konsep seperti ini harus didukung pula dengan tim IT yang handal, customer service yang siap tidak hanya melalui telepon tapi juga media sosial seperti twitter, facebook dan twitter, dan tim pemasaran yang tidak hanya fokus menjual premi tapi mengedukasi untuk memilih asuransi yang tepat sesuai kebutuhan.
Edukasi perlu dilakukan secara komprehensif baik offline maupun online selain mendatangi beberapa komunitas, perusahaan perlu juga mengedukasi dengan informasi yang mudah dipahami melalui blog, facebook, twitter,instagram dan youtube. Beda platform tentu beda cara mengkomunikasikan tentang asuransi kepada khalayak. Karena setiap media sosial memiliki karakter yang berbeda misalnya facebook bisa lebih banyak tulisan dengan menggabungkan gambar dan foto dibandingkan twitter yang terbatas 140 karakter.
Bila konsep ini bisa dijalankan dengan baik oleh Equity Indonesia maka bisa menjadi contoh inovasi di bidang teknologi keuangan dibandingkan menjual asuransi yang hanya mengandalkan agen pemasaran. Dengan bekerja sama dengan banyak pihak misalnya restoran, bioskop, hotel, perbankan, bahkan maskapai penerbangan bisa membuat orang tertarik membeli asuransi karena dengan aktif membayar bisa mendapatkan poin yang dapat ditukarkan untuk menonton film atau membeli tiket pesawat.
Hal ini bisa menjadi nilai lebih asuransi bukan sekedar melindungi nasabah tapi juga memberi kemudahan untuk menikmati gaya hidup yang praktis dan modern. Melalui teknologi nasabah tidak perlu repot membaca polis berlembar-lembar cukup menyimpan dokumen di penyimpanan awan (Cloud) maka bisa lebih aman jika terjadi banjir atau kebakaran.
Pengalaman memiliki asuransi dengan berbagai kemudahan bisa mengubah image tentang asuransi yang ribet, mahal dan berbelit-belit menjadi mudah, praktis dan menyenangkan. Saya sendiri pernah memiliki pengalaman yang kurang baik dengan asuransi karena agen yang kurang detail menjelaskan dan cara pembayaran yang kurang praktis hanya di bank tertentu saja.
Pemasaran dan teknologi canggih perlu diimbangi dengan kemudahan klaim bagi nasabah misalnya cukup memasukkan nomer KTP atau email dan menunjukkan dokumen tertentu misalnya surat kematian atau surat keterangan sakit dari rumah sakit bisa segera diproses agar membantu nasabah yang membutuhkan dana besar.
Semoga dengan inovasi yang dihadirkan Equity Indonesia terutama bidang teknologi bisa membawa perubahan postif sehingga masyarakat lebih sadar akan pentingnya asuransi dan aktif untuk memiliki asuransi terutama asuransi lokal Indonesia.
Comments
Post a Comment