Top Cofee Ajak Generasi Muda Kreatif Dan Berwirausaha Dengan TOP Generation Challenge
Sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030 dengan jumlah usia angkatan kerja yaitu 15-64 tahun mencapai 70 persen. Sedangkan sisanya adalah usia tidak produktif yaitu 14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas.
Jumlah usia produktif yang besar ini bisa memberikan dampak positif jika dapat terserap pasar kerja dengan baik dan bisa menimbulkan bencana jika tidak dapat terserap pasar kerja. Bencana yang terjadi ialah menimbulkan pengangguran dalam jumlah besar yang nantinya menjadi beban negara. Untuk menghadapi bonus demografi ini, pemerintah pun melakukan beberapa upaya antara lain meningkatkan pemerataan pendidikan, memberikan pelatihan kerja, dan membangun fasilitas kesehatan secara merata.
Untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap bersaing secara global, butuh dukungan dari berbagai pihak mulai dari kalangan akademisi, praktisi bisnis, pemerintah dan pihak swasta. Salah satunya ialah dengan mendorong anak muda berani berwirausaha dengan mendirikan start up atau usaha rintisan.
Dengan banyaknya ide kreatif membuat generasi millenial kini banyak yang mendirikan usaha rintisan agar bisa bekerja tanpa tergantung pemerintah. Salah satu pihak yang ingin mendukung program pemerintah untuk melahirkan gerakan 1000 start up ialah Top Cofee yang merupakan produksi dari Wings Food.
Melihat perkembangan digital yang cukup pesat di kalangan anak muda dan ingin mendorong mahasiswa berwirausaha maka, Top Cofee bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) meresmikan kompetisi TOP Generation Challenge melalui situs www.topgeneration.id. Kompetisi ini bertujuan membantu dan mendorong generasi muda usia 18-35 tahun untuk menciptakan inovasi dengan media digital dan membangun rintisan secara kreatif.
TOP Generation Challenge terbagi dalam dua kategori yaitu pre start up yaitu ide usaha rintisan yang telah memiliki perencanaan usaha dan mencari pasar dan start up usaha rintisan tahap awal yang baru berjalan atau dalam tahap pengembangan atau penyempurnaan layanan.
Agar kompetisi ini dapat menjangkau banyak anak muda, TOP Coffee akan mendatangi lima kampus di lima kota besar se Indonesia melibatkan praktisi yang sudah populer yaitu Andrew Darwis dan Niluh Djelantik. Lima kampus yang bisa didatangi antara lain Univeristas Negeri Jakarta, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam memilih sepuluh peserta terbaik, TOP Coffee akan dibantu akademisi dari Universitas Atmajaya untuk menilai dari konsep dan presentasi konsep bisnis mereka. Pemenang akan mendapatkan bantuan dana senilai 450 juta dan mendapat pendampingan langsung oleh BERKRAF dan Andrew Darwis.
Bagi Andrew yang juga pendiri Kaskus menceritakan pengalaman ketika awal mendirikan usaha hanya berbekal 7 dolar kini berkembang pesat dengan anggota forum yang berasal dari seluruh Indonesia. Tips dari Andrew untuk anak muda yang ingin mendirikan usaha rintisan ialah berani mencoba dan mewujudkan ide walaupun harus menghadapi berbagai kegagalan.
Hal ini juga didukung oleh pak Fadjar Hutomo sebagai Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif yang menyatakan siap membangun usaha berarti siap untuk gagal. Yang membuat usaha di negara maju bisa berkembang pesat ialah mental merayakan kegagalan sehingga terus produktif dan bangkit dari kegagalan. Sikap ini belum banyak ditemui pada pengusaha Indonesia karena jika gagal malah dibully atau dicemooh sehingga membuat mental menjadi putus asa atau menyerah.
Di sisi lain keberadaan universitas sebagai tempat lahirnya ide perlu dikembangkan di Indonesia sehingga mahasiswa terpacu untuk melahirkan karya karena profesor yang mendukung dan memberikan modal untuk mendirikan usaha. Bagi pemerintah industri kreatif kini sudah dapat memberikan kontribusi mencapai 10 % dari total Pendapatan Domestik Bruto. Kontribusi ini juga membantu dalam membuka lapangan pekerjaan di masyarakat.
Sedangkan bagi pengusaha sepatu asal Bali Niluh Djelantik, program TOP Generation merupakan hal positif bagi generasi muda agar berani maju dan berprestasi. Ia pun dengan senang hati membagikan pengalaman dan inspirasi selama mendirikan usaha dengan harapan bisa mendorong anak muda Indonesia mewujudkan ide kreatifnya.
Kompetisi TOP Generation Challenge merupakan salah satu upaya dari Top Coffee untuk mempersiapkan bonus demografi agar siap bersaing dengan kemampuan teknologi yang inovatif. Pak Edward Christian Djaja sebagai Product Manager TOP Coffee mengatakan dengan adanya kompetisi ini ingin lebih dekat dengan anak muda yang merupakan target market potensial. Setelah kompetisi ini akan dibentuk komunitas start up agar menginspirasi anak muda lainnya dan menjadi penyedia solusi yang bisa diaplikasikan ke seluruh dunia.
Tips dari pak Edward dan pak Fadjar bagi peserta agar lolos seleksi ialah proposal yang bisa memberikan manfaat bagi orang banyak bukan sekedar memperoleh keuntungan pribadi. Usaha yang memiliki nilai lebih ialah bisa memberikan dampak ekonomis bagi orang banyak dan mudah digunakan secara universal. Dengan manfaat yang diberikan, aplikasi akan memiliki nilai tambah jika dipakai banyak orang bukan sekedar banyaknya jumlah iklan yang masuk.
Inilah saatnya generasi muda menunjukkan kreativitas yang positif sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan mengikuti kompetisi yang tanpa biaya namun dengan hadiah dan mentor profesional bisa mendorong anak muda menggunakan media digital untuk berkarya. Segera wujudkan ide kreatifmu dengan mengisi formulir pendaftaran di website hingga 10 Desember 2017 ikuti workshop dengan praktisi di kota terdekat.
Ikuti info terbaru mengenai kompetisi dan workshop Top Cofee melalui akun twitter dan instagram @topcoffeeid serta fanpage Top Coffee.
Jumlah usia produktif yang besar ini bisa memberikan dampak positif jika dapat terserap pasar kerja dengan baik dan bisa menimbulkan bencana jika tidak dapat terserap pasar kerja. Bencana yang terjadi ialah menimbulkan pengangguran dalam jumlah besar yang nantinya menjadi beban negara. Untuk menghadapi bonus demografi ini, pemerintah pun melakukan beberapa upaya antara lain meningkatkan pemerataan pendidikan, memberikan pelatihan kerja, dan membangun fasilitas kesehatan secara merata.
sumber : lemsaneg.go.id |
sumber : diskartes.com |
Untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap bersaing secara global, butuh dukungan dari berbagai pihak mulai dari kalangan akademisi, praktisi bisnis, pemerintah dan pihak swasta. Salah satunya ialah dengan mendorong anak muda berani berwirausaha dengan mendirikan start up atau usaha rintisan.
Dengan banyaknya ide kreatif membuat generasi millenial kini banyak yang mendirikan usaha rintisan agar bisa bekerja tanpa tergantung pemerintah. Salah satu pihak yang ingin mendukung program pemerintah untuk melahirkan gerakan 1000 start up ialah Top Cofee yang merupakan produksi dari Wings Food.
Melihat perkembangan digital yang cukup pesat di kalangan anak muda dan ingin mendorong mahasiswa berwirausaha maka, Top Cofee bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) meresmikan kompetisi TOP Generation Challenge melalui situs www.topgeneration.id. Kompetisi ini bertujuan membantu dan mendorong generasi muda usia 18-35 tahun untuk menciptakan inovasi dengan media digital dan membangun rintisan secara kreatif.
TOP Generation Challenge terbagi dalam dua kategori yaitu pre start up yaitu ide usaha rintisan yang telah memiliki perencanaan usaha dan mencari pasar dan start up usaha rintisan tahap awal yang baru berjalan atau dalam tahap pengembangan atau penyempurnaan layanan.
Agar kompetisi ini dapat menjangkau banyak anak muda, TOP Coffee akan mendatangi lima kampus di lima kota besar se Indonesia melibatkan praktisi yang sudah populer yaitu Andrew Darwis dan Niluh Djelantik. Lima kampus yang bisa didatangi antara lain Univeristas Negeri Jakarta, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam memilih sepuluh peserta terbaik, TOP Coffee akan dibantu akademisi dari Universitas Atmajaya untuk menilai dari konsep dan presentasi konsep bisnis mereka. Pemenang akan mendapatkan bantuan dana senilai 450 juta dan mendapat pendampingan langsung oleh BERKRAF dan Andrew Darwis.
Bagi Andrew yang juga pendiri Kaskus menceritakan pengalaman ketika awal mendirikan usaha hanya berbekal 7 dolar kini berkembang pesat dengan anggota forum yang berasal dari seluruh Indonesia. Tips dari Andrew untuk anak muda yang ingin mendirikan usaha rintisan ialah berani mencoba dan mewujudkan ide walaupun harus menghadapi berbagai kegagalan.
Hal ini juga didukung oleh pak Fadjar Hutomo sebagai Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif yang menyatakan siap membangun usaha berarti siap untuk gagal. Yang membuat usaha di negara maju bisa berkembang pesat ialah mental merayakan kegagalan sehingga terus produktif dan bangkit dari kegagalan. Sikap ini belum banyak ditemui pada pengusaha Indonesia karena jika gagal malah dibully atau dicemooh sehingga membuat mental menjadi putus asa atau menyerah.
Di sisi lain keberadaan universitas sebagai tempat lahirnya ide perlu dikembangkan di Indonesia sehingga mahasiswa terpacu untuk melahirkan karya karena profesor yang mendukung dan memberikan modal untuk mendirikan usaha. Bagi pemerintah industri kreatif kini sudah dapat memberikan kontribusi mencapai 10 % dari total Pendapatan Domestik Bruto. Kontribusi ini juga membantu dalam membuka lapangan pekerjaan di masyarakat.
Sedangkan bagi pengusaha sepatu asal Bali Niluh Djelantik, program TOP Generation merupakan hal positif bagi generasi muda agar berani maju dan berprestasi. Ia pun dengan senang hati membagikan pengalaman dan inspirasi selama mendirikan usaha dengan harapan bisa mendorong anak muda Indonesia mewujudkan ide kreatifnya.
Kompetisi TOP Generation Challenge merupakan salah satu upaya dari Top Coffee untuk mempersiapkan bonus demografi agar siap bersaing dengan kemampuan teknologi yang inovatif. Pak Edward Christian Djaja sebagai Product Manager TOP Coffee mengatakan dengan adanya kompetisi ini ingin lebih dekat dengan anak muda yang merupakan target market potensial. Setelah kompetisi ini akan dibentuk komunitas start up agar menginspirasi anak muda lainnya dan menjadi penyedia solusi yang bisa diaplikasikan ke seluruh dunia.
Tips dari pak Edward dan pak Fadjar bagi peserta agar lolos seleksi ialah proposal yang bisa memberikan manfaat bagi orang banyak bukan sekedar memperoleh keuntungan pribadi. Usaha yang memiliki nilai lebih ialah bisa memberikan dampak ekonomis bagi orang banyak dan mudah digunakan secara universal. Dengan manfaat yang diberikan, aplikasi akan memiliki nilai tambah jika dipakai banyak orang bukan sekedar banyaknya jumlah iklan yang masuk.
Inilah saatnya generasi muda menunjukkan kreativitas yang positif sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan mengikuti kompetisi yang tanpa biaya namun dengan hadiah dan mentor profesional bisa mendorong anak muda menggunakan media digital untuk berkarya. Segera wujudkan ide kreatifmu dengan mengisi formulir pendaftaran di website hingga 10 Desember 2017 ikuti workshop dengan praktisi di kota terdekat.
Ikuti info terbaru mengenai kompetisi dan workshop Top Cofee melalui akun twitter dan instagram @topcoffeeid serta fanpage Top Coffee.
Waaaa baru tau, jadi pengen nyuruh adikku ikutan :p Makasih infonya Mbak Nisa ^^
ReplyDeletesama-sama semoga bermanfaat :)
DeleteJadi makin nambah nih kesempatan buat generasi2 muda yang punya ide Luarbiasa utk bikin startup. Kece nih top coffee
ReplyDeleteiya kesempatan buat anak muda supaya bisa merintis usaha :)
DeleteSeru yaaa, aku kagum sama anak-anak muda yang banyak ide dan jadi founder startup gini :D
ReplyDeleteiya masih muda dan produktif :)
DeleteWah bagus programnya, patut didukung agar makin banyak kreasi dan gagasan generasi muda yang bisa diwujudkan.
ReplyDeleteiya dukung anak muda supaya lebih produktif :)
DeleteSelalu kagum sama anak muda yang punya energi dan semangat yang selalu inspiratif kayak gini..
ReplyDeletemasih muda dan menginspirasi yang bisa membawa perubahan di masyarakat :)
Deletehah? Jd kaskus itu berawal dari modal 7 dolar? ckckckck warbiasyak
ReplyDeleteiya modal kecil bisa berkembang besar seperti sekarang :)
DeleteProgam acaranya bagus nih mbak, makin banyak pula perusahaan yang mendukung anak muda untuk berani merintis wirausaha.
ReplyDeleteApalagi didukung sama Bekraf pula.
memang salah satu program Bekraf mendukung rintisan usaha digital yang bermanfaat :)
DeleteKompetisi dan workshop kayak gini yang emang penting buat generasi muda ya, Mbak? Kalau pun bukan kompetisi, dari pihak kampus haris sering ngadain yang serupa, sehingga mahasiswanya kelak udah siap dan matang jadi bagian warga kreatif yang produktif membangun negara, aamiin. Makasih Mbak Nur Annisa udah sharing artikel ini :).
ReplyDeletesama-sama semoga bermanfaat :)
DeleteMantep acaranya mba. Semoga semakin banyak anak muda yang kreatif ya
ReplyDeleteiya semoga disambut baik generasi muda Indonesia :)
Deletelangsung ke sosmed top coffee..sapa tahuada yg bisa disuruh ikutan, tfs
ReplyDeletesiip semoga bermanfaat :)
DeleteDan mental itu kayanya masih terperangkap di dalam diri aku. Mental takut gagal dlm menjalankn bisnis dan mental takut utk memulai. Terlalu bnyk ketakutan2 yg membuat aku gak berani memulai usaha. Dan akhirnya terperangkap dalam birokrasi kaku di tempat kerja. Fiiuuhhhh
ReplyDeletenah coba dilawan mba rasa takutnya supaya punya pengalaman yang seru di luar pekerjaan :)
DeleteLumayan bgt nih dpt uang segitu utk pengembangan usahanya ya :)
ReplyDeleteiya timo modal dan pendampingan dari pakarnya langsung :)
Delete