Bayar Pajak Tepat Waktu Wujud Kontribusi Membangun Negara

Ketika saya duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah, sering mendengar cerita baik dari orang tua maupun guru di sekolah kalau pahlawan mengorbankan jiwa dan raganya agar bisa merdeka dari penjajah. Namun kini pertanyaannya, setelah Indonesia merdeka bagaimana ya cara generasi muda berkontribusi terhadap negara? Jawabannya menurut saya banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari aktif di kegiatan sosial untuk membantu orang yang kurang beruntung, menekuni dunia olahraga agar bisa menjadi atlet yang membawa nama bangsa di tingkat internasional dan membayar pajak tepat waktu. 

Kenapa membayar pajak? Ya ternyata tanpa disadari hampir semua pengeluaran di negara ini dibiayai oleh pajak. Mulai dari jalan raya, jembatan, gedung sekolah, beasiswa pelajar hingga asuransi kesehatan nasional atau BPJS berasal dari pajak. Mungkin kita sudah mengetahui hal ini sejak di SMU namun kita tidak terlalu menyadarinya. Baru menyadari ketika sudah bekerja, akan diminta untuk membuat NPWP untuk pemotongan pajak penghasilan atau PPH 21 dari kantor. Saya pun sudah memiliki NPWP sejak tahun 2008 namun kurang menyadari apa fungsi dari NPWP tersebut.



Ketika saya menghadiri  undangan komunitas blogger untuk datang ke kantor pajak pada 17 Februari 2015, yang beralamat di Jalan Merdeka Timur No 16 yang ada di benak saya hanyalah perhitungan dan sosialisasi pembayaran pajak. Ternyata banyak informasi penting yang harus disebarluaskan ke masyarakat untuk membangun Indonesia. Tujuan blogger diundang ke kator pajak menurut pak Heri selaku Humas Kanwil DJP Pajak Besar ialah agar mendapatkan berita berimbang selain pemberitaan yang ada di media massa.



Jika saya atau orang lain hanya menganggap pajak sebagai kewajiban atau pungutan terhadap negara, ternyata berdasarkan UU KUP pasal 1 ayat 1 pajak adalah kontribusi wajib kepada negara baik dari individu maupun badan usaha yang bersifat memaksa dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Nah ternyata dengan membayar pajak kita sudah ikut berkontribusi terhadap negara.




Untuk pengelolaan pajak sendiri, secara umum dibagi menjadi dua yaitu : pajak pusat dan daerah yang dikelola pemerintah pusat maupun daerah. Contohnya ada banyak antara lain : pajak kendaraan bermotor, pajak restoran, pajak reklame, pajak bumi dan bangunan dan pajak hiburan. Dari pajak yang dibayarkan ternyata menjadi pendapatan terbesar di Indonesia. Pemerintah terbaru pun mentargetkan penerimaan pajak di tahun 2015 ini menjadi 1, 379,99 T. Pendapatan negara berdasarkan APBN 2015, pajak memiliki persentase sebesar 74 %, SDA sebesar 14 %, pajak perdagangan internasional 2,87 %, dan penerimaan bukan pajak sebesar 8,7 %.

Dari pendapatan pajak tadi, maka selanjutnya disalurkan ke berbagai departemen yang salah satu wujudnya ialah berupa subsidi. Subsidi yang sekarang banyak dirasakan masyarakat ialah di bidang kesehatan berupa BPJS. Peserta BPJS pun tersebar dari perkotaan hingga pedesaan dan banyak yang sudah merasakan manfaatnya dengan biaya berobat yang terjangkau. Subsidi lainnya ialah di bidang pendidikan berupa bantuan operasional sekolah bagi pelajar berprestasi namun kurang mampu. Di bidang infrastruktur pun telah banyak dibangun jalan raya maupun sarana transportasi lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jika melihat negara tetangga lain yang sudah bisa mengejar ketertinggalan, bahkan menjadi negara maju dari segi infrastrukturnya, maka kita bisa memajukan Indonesia salah satunya ialah dengan membayar pajak. Pajak sekarang bukanlah sesuatu yang menakutkan karena telah banyak perubahan yang dilakukan oleh kantor pajak agar bisa melayani dengan profesional.




Untuk membuktikan hal itu, blogger yang datang termasuk saya diajak langsung melihat seperti apa suasana di kantor pajak. Setelah turun satu lantai, kami pun menuju ke ruang pelayanan bagi wajib pajak. Terlihat ruangan yang luas dan bersih, selain itu terdapat pula nomor antrian agar lebih teratur. Pada ruang pelayanan itu, para petugas tidak menerima uang dari wajib pajak karena uang untuk membayar pajak hanya bisa dilakukan melalui bank. Jadi petugas hanya memberikan formulir untuk diisi kemudian menerima kembali formulir dengan bukti pembayaran dari bank. Tidak perlu takut untuk mengeluarkan uang kepada petugas, karena sudah terlihat dari banner yang dipasang di depan pintu masuk bahwa petugas pajak tidak menerima uang sepeser pun dari wajib pajak.




Jika wajib pajak belum sempat untuk datang dan mengisi formulir, kini sudah tersedia layanan online yang memudahkan mengisi formulir dari internet. Cukup mengakses ke www.pajak.go.id kemudian klik aplikasi maka kita bisa mengunduh formulir secara online. Bagi pemilik NPWP pribadi wajib melaporkan dan menyerahkan SPT ke kantor pajak terdekat paling lambat 31 Maret 2015.




Wah saya pun jadi teringat NPWP saya di rumah, dan saya pun belum memperbarui alamat dan melaporkan pemasukan saya setiap tahun. Ketika saya tanyakan ke salah satu staf kantor pajak pak Adhi, beliau menjawab bahwa merubah identitas sangat mudah cukup datang ke kantor pajak dan mengisi perubahan identitas maka perubahan pun akan diinput secara online. Satu hal lagi yang ingin tanyakan ternyata dijelaskan pula oleh pak Adhi, jika usaha kita mengalami penurunan omset atau penghasilan kita belum memenuhi syarat membayar pajak, cukup melaporkan ke petugas maka kita tidak akan ditagih atau dikenakan denda. Mendengar hal ini saya ingin segera mendatangi kantor pajak di daerah Tebet agar bisa melaporkan perubahan alamat dan  pendapatan saya selama setahun agar tidak dikenakan denda di tahun mendatang.




Memang masalah pajak di Indonesia masih menemui berbagai kendala antara lain kesadaran untuk membayar pajak secara pribadi belum banya dan  petugas pajak yang hanya berjumlah 32000 yang harus melayani wajib pajak sebanyak sekitar 20 juta orang. Untuk itulah Direktorat Jenderal Pajak terus melakukan sosialisasi ke berbagai elemen masyarakat dan mengajukan ke pemerintah untuk menambah jumlah pegawai agar kedepannya bisa melayani dengan profesional dan bisa meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi.

Kami blogger yang datang pun ingin belajar lebih mendalam tentang bagaimana perhitungan pajak yang benar agar bisa menerapkan dan mensosialisasikan kepada masyarakat. Rencana untuk mengadakan kelas pajak pun disambut positif saya dan teman-teman blogger lainnya agar bisa mengerti perhitungan pajak dengan benar. Semoga dengan kegiatan ini masyarakat jadi lebih sadar untuk membayar pajak tepat waktu dan pengelolaan pajak menjadi lebih bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.





Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba