Review Ada Surga Di Rumahmu : Pengorbanan Orang Tua Dalam Keluarga

Selama ini dakwah masih banyak dilakukan dengan cara konvensional seperti melalui pengajian atau ditayangkan di media massa seperti televisi, radio dan surat kabar. Dengan media tersebut memang dapat menjangkau masyarakat secara luas hingga ke pelosok. Namun kini dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, ulama atau pemuka agama dituntut agar bisa berdakwah dengan media yang dekat dengan generasi muda.



Selain bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi, dengan mendekatkan diri dengan generasi muda pesan dakwah akan lebih mudah sampai jika menggunakan media dan pendekatan yang lebih santai. Selain menggunakan bahasa yang lebih ringan dan tidak menggurui, penggunaan media baru seperti video, pesan di social media, film merupakan media yang cukup efektif.

Melihat beberapa berita yang kurang positif bagi generasi muda seperti narkoba, tawuran, pertengkaran dengan orang tua, bahkan kasus kriminal yang melukai orang tua sendiri. Mizan Production ingin memberikan tontonan positif kepada masyarakat luas terutama generasi muda agar lebih menghargai orang tua. Nilai kekeluargaan dan sopan santun yang mulai luntur di kota-kota besar, coba diangkat lagi melalui film. Film terbaru yang disutradarai oleh Aditya Gumay diberi judul "Ada Surga Di Rumahmu". 




Film ini dibintangi oleh pemain senior seperti Elma Theana, kemudian beberapa pemain muda yaitu Zee Zee Shahab dan Husein Idol. Ada beberapa pemain anak-anak pula yang bermain secara natural. Penulis skenario untuk film ini adalah Oka Aurora yang juga menuliskan novel yang diambil dari kisah dari ustad Ahmad Al Habsy.




Saat menghadiri press conference di Epicentrum XXI tanggal 27 Maret 2015, hampir semua pemain dari yang senior hingga anak-anak hadir dan memberikan kesan saat syuting. Sang sutradara memilih Husein Idol bukan sekedar ingin mencari pemain yang populer, namun karena wajah dan aktingnya yang memang layak di film ini.




Awal film ini menceritakan masa kecil Ramadhan di Palembang tahun 2004. Dibesarkan di lingkungan yang religius, Ramadhan justru bercita-cita ingin menjadi artis terkenal agar bisa masuk televisi. Karena beberapa kali bertengkar dengan teman sekolahnya, maka Ramadhan disekolahkan kedua orang tuanya agar bisa menjadi ustad  seperti pamannya ustad Athar (diperankan ustad Ahmad Al Habsy)

Kenakalan anak-anak selama di pesantren membuat film ini tidak hanya serius namun juga menghibur. Akting anak-anak yang natural dalam adegan dihukum berdakwah di tengah kuburan dan pasar membuat saya dan penonton lainnya tertawa. Walaupun terkesan nakal, Ramadhan dan kedua orang temannya suka menonton di warung dekat asrama untuk melihat ustad ceramah di televisi.

Sepuluh tahun kemudian, Ramadhan sudah menjadi guru agama di pesantren Al Haramain tempat ia disekolahkan. Hingga suatu hari, ia berfikir untuk mencoba mengejar cita-citanya menjadi artis di luar tempat ia mengajar. Kesempatan itu suatu hari tiba,ketika ada syuting di pesantren, Ramadhan berkenalan dengan Kirana salah satu pemain film dan ditawari oleh kru film untuk casting ke Jakarta. Karena bujukan temannya, ia pun pergi ke Jakarta tanpa seijin orang tuanya. Ternyata sesampai di Jakarta casting pun diundur dan mendapat firasat buruk tentang kesehatan ibunya di Palembang.

Ramdhan akhirnya pulang dan membatalkan rencana untuk casting untuk menemui ibunya. Saat sang ustad sakit dan meminta Ramadhan untuk menggantikannya, ia bertemu Kirana pemain film yang pernah syuting di pesantrennya. Kesehatan ibunya yang semakin menurun, membuat Ramadhan berusaha agar bisa membahagiakan ibunya.

Sebelum meninggal ustad Athar berpesan pada Ramadhan untuk berbakti kepada orang tua, karena bapak dan ibunya sudah banyak berkorban untuk dirinya. Pesan yang mengena bagi saya ialah "Seorang ayah akan berkorban untuk kesuksesan lima orang anaknya, namun lima orang anak belum tentu mau berkorban untuk sang ayah.". Adegan ini membuat saya terharu dan teringat almarhum ayah saya yang sudah meninggal.


sumber : http://www.garudasocialmiles.com/uploads/media/178d9e58a4a77dc2b9c7316cb2efc6d8

Hingga selesai, film ini menyajikan cerita yang ringan namun memiliki pesan moral yang kuat. Selain itu lokasi syuting di Palembang serta bahasa daerah lokal membuat saya jadi belajar tentang beragamnya bahasa daerah di Indonesia. Secara keseluruhan film ini sangat saya rekomendasikan untuk keluarga karena budaya dan pesan moral yang kuat dibandingkan film animasi buatan barat. 

Semoga dengan film ini, saya dan masyarakat lain bisa lebih memperhatikan orang tua dan tidak sibuk mencari kesibukan diluar karena surga terdekat yang akan membukakan rejeki ialah doa restu kedua orang tua. Mari ungkapkan sayang kepada orang tua kita sebelum terlambat dan menyesal.



Comments

  1. Nice review, Mak.
    Semoga bisa nonton nanti :)

    ReplyDelete
  2. Wah Husein idol melebarkan sayap kedunia akting yaa, dari ceritanya kyknya film ini menarik utk ditonton

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas main film juga, iya bagus ceritanya.. :)

      Delete
  3. filmnya kayaknya keren ya maak..ceritanya penuh pesan..moga2 samapi ke NYC :)

    ReplyDelete
  4. Waah jadi pengin nonton nih setelah baca review ini

    ReplyDelete
  5. Film yang syarat akan makna, seperti film Aditya Gumai lainnya.
    TFS, mbak Nisaaaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya film yang memuat pesan moral dalam keluarga, sama-sama Mba Nisa :)

      Delete
  6. Waa makin penasaran dengan pilemnya... Blogger Semarang pengen juga nih diajak nobar pelem ini hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, coba mention aja di twitternya siapa tahu bisa :)

      Delete
  7. Pesan Moralnya, berbakti ke kedua orangtua adalah surga, noteed. semoga semuanya diberi kesempatan untuk berbakti ke orangtua masing-masing, amiin...reviewnya mantaap Mbak

    ReplyDelete
  8. Film yang sangat menginspirasi mbak, semoga dengan melihat film tersebu kita lebih termotivasi lagi... ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba