Tanamkan Melek Finansial Sejak Dini Dengan Kurikulum Chaching

Menuju bonus demografi tahun 2020 yang akan didominasi generasi millenial, pemerintah melakukan berbagai upaya mulai dari pendidikan, kesehatan, teknologi dan lainnya. Menurut prediksi Badan Pusat Statistik jumlah generasi milenial atau gen Y akan mendominasi sebesar 34 % dari populasi Indonesia.


Karena peranan generasi milenial penting dan menjadi penentu perubahan, maka edukasi berbagai bidang termasuk keuangan perlu dilakukan secara intensif. Dari survei Otoritas Jasa Keuangan tahun 2016 pada responden usia 15 tahun ke atas pemahaman akan keuangan hanya 29 % dan yang mengakses jasa keuangan sekitar 67.82%.

Perilaku masyarakat yang konsumtif jika dibiarkan akan menjadi bom waktu. Hal ini saya alami ketika baru lulus kuliah dan mendapat gaji pertama kali. Saking senangnya saya menghabiskan gaji untuk membeli pakaian, makanan, sepatu dan handphone. Yang tersisa untuk menabung hanya sedikit dan saat akan melanjutkan kuliah bingung karena tidak memiliki banyak uang di tabungan.

Pengalaman inilah yang menjadi pelajaran bagi saya agar mengelola keuangan dengan benar supaya bisa mandiri secara finansial. Kebanyakan masyarakat masih minim pengetahuan bagaimana mengelola uang terutama berinvestasi. Terbukti banyak masyarakat yang menjadi korban penipuan investasi bodong dan umroh First Travel.

Kurangnya pengetahuan dan gaya hidup konsumtif membuat generasi milenial kurang perencanaan dalam mengambil keputusan terkait keuangan. Padahal jika direncanakan dengan baik sejak pertama kali bekerja, maka kebutuhan seperti rumah, pendidikan, kesehatan bisa dipenuhi dengan baik dari investasi yang tepat.



Melihat pentingnya pengelolaan keuangan yang baik sejak anak-anak, Prudential mengembangkan kurikulum Cha-Ching di wilayah Asia yang kemudian diterapkan di beberapa negara lainnya. Dalam Cha-Ching megajarkan konsep utama keuangan yaitu memperoleh (earn), menabung (save), membelanjakan (spend), dan menyumbangkan (donate). 



Dalam materi kurikulum Cha-Ching ada lima karakter yang berbeda antara lain Pepper yang gila belanja, terus menerus membelanjakan uang lebih dari uang sakunya, Zul yang bijaksana tahu harus menabung untuk mencapai impiannya mengemudikan mobil balap, Charity yang dermawan selalu mencari cara untuk menoling orang lain yang membutuhkan, Justin seorang wirausahawan yang memiliki banyak ide cemerlang, Boby tidak memiliki rencana keuangan sehingga sering menghamburkan uangnya, dan Prudence seorang penabung cermat yang belajar menabung dari orang tuanya. 



Kurikulum Chaching mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 2012 dan mulai dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah Dasar di Sidoarjo tahun 2017. Cha-Ching diterapkan di 602 sekolah di Sidoarjo dan menjangkau 29.000 siswa Sekolah Dasar dan sekitar 1000 guru. 




Saat Workshop Kurikulum Cha-Ching Bersama Sahabat Cha-Ching di Taman Literasi Keuangan Prudential (Taman Mataram Jakarta) tanggal 30 Juni 2018 President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan "Prudential Indonesia memiliki komitmen mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan literasi  serta inklusi keuangan dan mengurangi kesenjangan proteksi".

Kurikulum Cha-Ching ini sejalan dengan studi dari University Cambridge yang mengungkapkan bahwa anak-anak mulai membentuk kebiasaan finansial mulai usia 7 tahun. Oleh karena itu penting untuk mengedukasi keuangan sejak anak-anak sehingga dapat membuat keputusan finansial lebih baik saat dewasa. 

Selain pak Jen Reisch, ibu Nini Sumohandoyo selaku Corporate Communications and Sharia Director Prudential Indonesia mengatakan Cha-Ching merupakan inisiatif Prudential yang bersifat sosial sebagai bagian dari kegiatan CSR untuk mendukung pendidikan finansial sejak anak-anak. 

Agar kurikulum Cha-Ching bisa diterapkan secara luas pada anak-anak, maka saat workshop Prudential melibatkan komunitas edukasi seperti Komunitas Belajar Sejahterakan Indonesia, Komunitas Jendela, BEBEK Berkarya, Komunitas Kampung Vietnam dan Mari Mengajar agar bisa diajarkan secara informal. 



Tahun ini Prudential menargetkan 1059 sekolah di Sidoarjo dan Jakarta supaya semakin banyak anak-anak yang melek finansial. Saya sempat mengikuti workshop keuangan di Taman Mataram, materi terdiri dari enam sesi dengan durasi sekitar dua jam. Materi disampaikan menggunakan video animasi dan diselingi permainan supaya anak-anak mudah mengerti dan bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 




Selain itu di sekeliling Taman Mataram juga terdapat papan informasi yang berisi edukasi keuangan yang mudah dipahami masyarakat umum. Informasi ini sederhana dan bisa mengedukasi tanpa harus menggurui serta menjadi spot foto menarik di media sosial. 



Setelah mengikuti workshop selama dua jam, saya jadi mengerti pentingnya mengelola keuangan supaya pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan dan bisa menerapkan pada keluarga dari hal-hal sederhana seperti menyisihkan pendapatan 10% untuk ditabung. 


                


Agar mudah diakes masyarakat, Cha-Ching menggunakan berbagai saluran yaitu media sosial seperti facebook, instagram, twitter, dan youtube, website dan ditayangkan di saluran tv Cartoon Network. Jika ingin membaca dan mengetahui informasi lebih detail bisa mengakses www.cha-ching.co.id dan ikuti akun instagram @chachingid.




#chaching  #literasikeuangan #belajarchaching #sahabatchaching


























Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba