Ciptakan Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi Melalui Tenggara Youth Community

Memasuki usia remaja bukanlah yang mudah bagi saya. Inilah yang saya rasakan pertama kali ketika mengalami menstruasi dan harus memakai pembalut. Belum lagi ditambah saat tumbuhnya anggota tubuh lainnya sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. 

Beruntunglah saya memiliki ibu yang peduli dan mengerti akan kesehatan karena berprofesi sebagai seorang perawat. Walaupun awalnya tidak nyaman namun pelan-pelan bisa dilewati dengan baik karena dukungan keluarga saat memasuki masa pubertas. 

Saat itu untuk mendapat informasi tentang kesehatan seksual tidak mudah karena masih sangat terbatas dan dianggap tabu bagi masyarakat. Sehingga saya bisa bertanya kepada ibu dan membaca majalah remaja yang terdapat rubrik kesehatan. Untungnya saya mendapat informasi yang tepat dan berada di lingkungan pergaulan yang baik sehingga bisa terhindar dari kekerasan seksual dan kehamilan sebelum menikah. 

Namun sekarang kondisi jauh berbeda, hadirnya internet dan media sosial mengubah perilaku masyarakat terutama remaja. Bahkan beberapa film atau tontonan pun menampilkan adegan vulgar yang tidak sesuai dengan norma agama dan susila masyarakat Indonesia. 

Belajar dari film Dua Garis Biru yang menceritakan dua remaja SMA yang melakukan hubungan suami istri lalu hamil, maka peran orang tua, sekolah dan komunitas penting dalam mengedukasi kesehatan seksual. Kesehatan seksual penting diberikan supaya anak-anak dan remaja  mendapatkan informasi dengan benar dari keluarga juga sekolah sehingga bisa menghindarkan dari penularan penyakit dan kekerasan seksual.

mariana yunita hendriyani opat


Hal ini pula yang dirasakan oleh Mariana Yunita Hendriyani Opat atau yang biasa dipanggil Tata yang pernah menjadi korban kekerasan seksual pada anak-anak dan kekerasan saat berpacaran. Ia yang minim pengetahuan akan kesehatan seksual mulai sadar saat diperkenalkan teman-temannya.

Karena menempuh pendidikan di kota Kupang, ia merasa belum ada komunitas yang mengedukasi akan hal ini. Ia pun berinisiatif mendirikan komunitas Tenggara Youth Community bersama temannya tahun 2016. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan riset terlebih dahulu agar mengetahui kebutuhan kelompok dan metode yang cocok digunakan untuk mengedukasi remaja.

bacarita kespro
                              sumber : instagram @tenggaraNTT

Tata dan timnya lalu menggunakan metode Bacarita yaitu storytelling dengan konten lokal agar mudah dipahami. Respon remaja pun menyambut baik karena mereka jadi mengetahui kalau belajar seksualitas atau reproduksi bisa dengan cara menyenangkan dan bukan belajar pornografi atau seks bebas. 

Selain remaja, Tenggara Youth Community juga melibatkan pemuka agama, guru dan orang tua. Harapannya pendidikan kesehatan reproduksi bisa dibicarakan terbuka dengan orang tua sehingga remaja tidak salah pergaulan.


    bacarita kespro di gereja
                       sumber : instagram @tenggarantt
 

Awalnya saat melakukan sosialisasi ke komunitas gereja sempat mendapat penolakan karena dianggap mendorong remaja melakukan seks bebas yang menyebabkan kehamilan. Tata dengan timnya lalu melakukan diskusi agar kesalahpahaman informasi bisa diluruskan.

Banyak kendala yang dihadapi saat melakukan edukasi kesehatan reproduksi antara lain pola pikir masyarakat yang konservatif, kebingungan mencari informasi, mitos atau ancaman yang membuat remaja jadi depresi, edukasi hanya bersifat larangan dan ancaman dan akses mendapatkan pembalut bersih yang sulit bagi remaja perempuan. 

Lambat laun usaha Tata dan Tenggara Youth Community membuahkan hasil antara lain gerakan sunat medis massal di puskesmas, program Bacarita Kespro telah merangkul 2000 remaja dan 43 komunitas di provinsi seluruh NTT, berkolaborasi dengan BKKBN, komisi penanggulangan AIDS dan Woman for Indonesia. 

Kerja keras dan pengorbanan Tata tidak sia-sia terbukti di tahun 2020 mendapatkan apresiasi di bidang kesehatan pada program Satu Indonesia Awards dari Astra. Apresiasi ini tentu menjadi penyemangat bagi Tata untuk terus berjuang karena masih banyak PR yang belum tuntas seperti membuat modul dengan konten lokal untuk orang tua, pemuka agama juga guru, memberikan pelatihan untuk para guru dan penyempurnaan kurikulum di sekolah. 

Saat mengikuti zoom meeting bersama Good News From Indonesia tanggal 5 September 2023 saya merasa terinspirasi dengan semangat Tata yang terus belajar karena ingin remaja jika mendapatkan masalah kekerasan seksual bisa bercerita dengan orang yang tepat.

Semangat ini membuat saya terus berkontribusi kepada masyarakat dengan kemampuan yang saya miliki karena masih banyak masalah sosial butuh uluran tangan kita semua. Walaupun berasal dari kota kecil dan penuh keterbatasan Tata bisa membuktikan dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi remaja maupun orang dewasa. 

Buat teman-teman yang saat ini sedang berjuang dalam isu sosial terus optimis dengan tekad dan kerja sama dengan tim maka akan membuahkan hasil dan jangan ragu untuk ikut kompetisi seperti Satu Indonesia Awards karena dengan ajang inilah ide kalian bisa didengar dan diapresiasi bahkan bisa menjadi pemenang seperti Tata. 

Teruslah menebarkan kebaikan dimulai dengan hal kecil maka akan bisa membesar dan berdampak luas bagi bangsa dan negara. 


Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan