Kurangi Buta Huruf Di Papua Barat Dengan Literasi Pada Anak-Anak


Sejak anak-anak saya dibiasakan membaca majalah oleh orang tua saya sehingga saya rutin langganan majalah Bobo seminggu sekali sejak TK dan lulus SD. Kala itu rasanya menyenangkan sekali bisa membaca cerpen, cerita bergambar dan artikel lainnya saat menerima majalah.

Selain membaca majalah, saya juga suka membaca buku cerita rakyat tradisional sehingga bisa mengenal budaya daerah dari berbagai suku. Memasuki usia pra remaja hobi membaca pun berlanjut dengan komik Jepang seperti doraemon, candy-candy, detektif conan dll.


Kebiasaan membaca sejak anak-anak membawa banyak pengaruh positif dalam hidup saya, saya jadi mudah mencerna pelajaran di sekolah. Selain itu saat mengerjakan tugas kuliah membuat makalah atau mengerjakan skripsi juga tidak begitu sulit karena terbiasa membaca buku untuk referensi atau sumber bahan tulisan.


Namun sayangnya tingkat membaca masyarakat Indonesia belum merata data terbaru tahun 2022, sebanyak 63,9 % (tinggi) mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 sebesar 59,52 (sedang), tahun 2020 sebesar 55,74 (sedang), tahun 2019 sebesar 53.48 (sedang), tahun 2018 sebesar 52,92 (sedang), dan tahun 2017 sebesar 36,48 (rendah).


data tingkat kegemaran membaca
                                                 sumber : indonesiabaik.id
                            

Data ini menunjukkan adanya peningkatan kegemaran masyarakat Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022. Angkanya pun sudah masuk dalam kategori tinggi. Pada beberapa tahun sebelumnya, tingkat kegemaran membaca Indonesia selalu berada di kategori sedang.


provinsi dengan tingkat kegemaran membaca
                                                         sumber : indonesiabaik.id 



Dilihat dari provinsi, Yogyakarta memiliki skor TGM (tingkat kegemaran membaca) tertinggi secara nasional, yakni 72,29 poin. Posisi berikutnya ditempati Jawa Tengah dengan skor TGM sebesar 70,96 poin. Kemudian, skor TGM di Jawa Barat tercatat sebesar 70,1 poin. Setelahnya ada DKI Jakarta dengan skor 68,71 dan Jawa Timur dengan skor sebesar 68,54 poin.


Kemudian, disusul oleh Sumatera Barat dengan skor 66,87 poin, Kalimantan Timur dengan skor 66,84 poin. Lanjutnya, ada juga Aceh dengan skor 65,85. Di posisi selanjutnya, ada Banten dan Bali dengan skor masing-masing 65,7 poin dan 65,59 poin.


Hasil ini menunjukkan kegiatan membaca dan angka literasi yang baik masih didominasi pulau Jawa yang akses pendidikannya sudah sesuai standar nasional bahkan internasional. Lalu bagaimana keadaaan anak-anak yang berada di pulau lainnya? Masih banyak ditemui anak-anak yang kesulitan untuk membaca, menulis juga berhitung.


Hal ini pula Bhrisco Jordy Dudi Padatu seorang anak muda yang lahir di Jayapura dan tumbuh di Manokwari Papua Barat melihat banyak anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis. Padahal selama empat tahun ia kuliah di Jakarta begitu kembali ke kampung halaman masih belum ada perubahan tentang buta huruf di daerahnya.


Ia pun berinisiatif mendirikan gerakan Papua Future Project pada tahun 2020. Ia mendirikan gerakan tersebut karena selama 22 tahun hidup di Papua banyak masalah pendidikan yang ia temui dari fasilitas pendidikan, kurikulum, kualitas guru, sistem belajar dan akses pendidikan.


papua future project
                                             sumber : instagram @papuafutureproject

Daripada menyalahkan sistem lebih baik memulai langkah baru untuk menyelesaikan masalah pendidikan yang ada. Tempat yang dipilih adalah Pulau Mansinam yang jaraknya 15-20 menit dari ibukota provinsi Manokwari. Saat tiba di sana masih banyak ditemui anak usia SMP belum bisa membaca dan menulis.


Padahal di pulau tersebut Injil pertama kali masuk di Papua sehingga menjadi tempat wisata religi. Sayangnya akses pendidikan masih minim dan kurikulum belum sesuai dengan kondisi setempat. Maka tugas pertama ialah mengajarkan membaca dan menulis agar nilai budaya dan sejarah di Pulau Mansinam akan terus ada hingga generasi selanjutnya.


Dalam memulai Papua Future Project Jordy menemui banyak kesulitan antara lain kendala relawan yang mengajar tanpa uang, guru yang datang tiga bulan sekali, akses transportasi sulit, akses listrik terbatas dan masih banyak lainnya.


Dengan semangat dan tujuan mulia Jordy konsisten mengajar seminggu sekali selama dua jam. Metode belajar yang digunakan bukan seperti sekolah umum yang hanya duduk di kelas tapi juga lewat permainan interaktif sehingga belajar jadi lebih menyenangkan. Jordy juga memasukkan nilai tentang kesehatan, budaya, lingkungan agar anak-anak bisa beradaptasi dengan perubahan zaman yang semakin dinamis.


papua future project
                                                 sumber : instagram  @papuafutureproject


Selama dua tahun Papua Future Project bekerja sama dengan stakeholder terkait agar bisa menjangkau kampung lainnya yang berada di wilayah terpencil. Jumlah relawan setiap tahun perlahan-lahan juga bertambah hingga mencapai 200 lebih dan 100 kampung yang dibangun pojok membaca. Relawan dari pulau Jawa dan lainnya bisa ikut membantu tanpa harus datang ke lokasi dengan mengirimkan video pembelajaran sesuai materi yang akan digunakan anak-anak belajar.


bhrisco jordy
                                               sumber : instagram @satu_indonesia


Kerja keras, konsistensi dan pengorbanan Jordy berbuah manis karena di tahun 2022 mendapatkan apresiasi dari Astra dalam program Satu Indonesia Awards 2022 kategori pendidikan. Berkat apresiasi ini banyak media yang meliput kegiatan Papua Future Project bahkan gubernur Papua Barat juga ikut hadir dalam kegiatan belajar mengajar.


Ini menjadi bukti bahwa generasi muda bisa membuat perubahan dimulai dengan langkah sederhana juga motivasi ingin mengurangi buta huruf pada anak-anak di Papua Barat lalu mengajarkan hidup dalam keterbatasan bisa membangun mimpi dan mengajarkan anak-anak setelah menuntut ilmu dan bekerja dengan sukses jangan lupa pulang ke kampung halaman dan ikut berkontribusi.


Harapan di masa depan Jordy ingin mengusahakan agar Papua Future Project bisa menjadi lembaga berbadan hukum agar bisa lebih luas lagi dampaknya. Semoga semakin banyak lagi anak-anak di Papua Barat yang bisa membaca juga memiliki pendidikan tinggi seperti anak-anak di Pulau Jawa.

Comments

  1. Wah mulia sekali nih ya niatnya agar di papua banyak anak yang gemar membaca

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan