Dengan Kreativitas Bank Sampah Hasilkan Produk Bernilai Tinggi

Beberapa hari lalu banyak media yang memberitakan terkait masalah sampah antara Jakarta dan Bekasi. Bekasi memiliki TPA Bantargebang yang sampahnya berasal dari Jakarta. Produksi sampah yang terus meningkat sampai setinggi gunung menjadi keprihatinan dan sudah menjadi tanggung jawab bersama agar tumpukan sampah menjadi berkurang. 


Untungnya beberapa instansi sudah berinisiatif melibatkan masyarakat untuk memanfaatkan sampah dengan mendirikan bank sampah. Sampah yang dimanfaatkan biasanya sampah plastik, kertas, dan sisa makanan. Yang semula sampah dianggap barang yang menjijikkan, kini dengan hadirnya bank sampah barang bisa dibuat menjadi sesuatu yang bemanfaat.



Salah satu tempat yang aktif mengembangkan bank sampah, ialah Bekasi yang berjumlah 215 dan sebagian besar dijalankan oleh perempuan yang aktif serta perduli lingkungan. Kehadiran bank sampah ini menjadi elemen penting karena selain mengurangi sampah juga dapat meningkatkan pendapatan dan menjadi salah satu penilaian dalam penghargaan Adipura.


Maka peran perempuan dalam mengaktifkan bank sampah ini perlu diapresiasi, karena juga turut membantu pemerintah dalam masalah lingkungan. Hadirnya bank sampah ini menurut saya menjadi sebuah solusi yang bisa dijalankan siapa saja asalkan memiliki kesadaran akan lingkungan  yang bersih dan sehat. Daripada hanya menyalahkan dan mengeluh lebih baik ikut dalam kegiatan bank sampah yang kreatif dan peduli lingkungan.


Bank sampah merupakan konsep mengumpulkan sampah kering yang berasal dari rumah dengan melibatkan warga  dengan tujuan menambah nilai ekonomi dari sampah. Konsep dasar memilah sampah yaitu lima M yaitu mengurangi, memilah, memanfaatkan, mendaur ulang dan menabung sampah. Keberadaan bank sampah dapat merubah perilaku masyarakat yang semula membakar sampah kini mengumpulkan sampah dan membantu membuat lingkungan menjadi lebih bersih.


Selain Bekasi, yang juga aktif mengelola bank sampah ialah Jakarta dengan memanfaatkan teknologi teknologi. Menurut bapak Themy Kendra Putra mewakili Dinas Lingkungan Hidup Jakarta saat menyampaikan materi pada Advokasi Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Melalui Pelatihan Daur Ulang Sampah di Kota Bekasi tanggal 26 Oktober 2018 di Hotel Horison Bekasi, pertumbuhan bank sampah di Jakarta terus meningkat mencapai 4000 lebih namun yang aktif hanya sebagian.


Namun usaha untuk melibatkan masyarakat terus dilakukan antara lain dengan lembaga perbankan dan dinas kerajinan provinsi agar produk yang dihasilkan bisa terjual dan memberikan dampak ekonomi penggiat bank sampah.


Saat ini sedang dikembangkan ialah limbah elektronik seperti televisi, ponsel, baterai dan barang elektronik lainnya. Saya sering melihat kotak kaca untuk mengumpulkan ponsel bekas di halte Transjakarta atau stasiun KRL. Ternyata limbah elektronik memiliki dampak yang berbahaya baik kesehatan atau lingkungan salah satunya ialah menjadi penyebab kerusakan DNA dan kanker.


Selanjutnya ibu Martha Simanjuntak dari IWITA berbagi pentingnya branding, packaging, dan promosi melalui media sosial agar produk yang dihasilkan dari bank sampah bisa disukai dan dibeli dengan harga yang tinggi. Hal ini menjadi penting karena kebanyakan pelaku bank sampah kesulitan memasarkan produknya padahal barang yang dihasilkan seperti tas, dompet, vas bunga dan lainnya bagus dan layak untuk dibeli. 

Maka penting bagi pemilik produk atau yang ingin berbisnis mengetahui brand yang sesuai, memilih kemasan yang bagus, memotret produk agar enak dilihat, dan bisa bersaing dengan produk lainnya. Hadirnya sosial media bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk seperti facebook atau instagram. Apalagi media sosial bisa diakses dengan mudah, gratis dan memiliki jangkauan luas hingga seluruh Indonesia bahkan mancanegara. 

Jika akan memasarkan produk menggunakan media sosial seperti instagram atau facebook, maka gunakan bahasa yang mudah dipahami, berikan informasi produk secara rinci, singkat dan jelas, serta gunakan bahasa yang bercerita agar konsumen memiliki ikatan emosional sehingga tertarik untuk membeli.


Nah supaya peserta bisa menerapkan tips dari ibu Martha dan mba Ety, peserta workshop dibagi per kelompok kemudian membuat konsep dari mulai branding, segmen konsumen, media untuk memasarkan dan biaya produksi atau biaya marketing. Masing-masing kelompok berusaha membuat konsep dan presentasi dengan menarik dengan produk yang dihasilkan seperti tas, topi, vas bunga dan dompet. 



Dari ketiga kelompok terpilih satu pemenang yang mendapatkan hadiah menarik dari IWITA yaitu tas belanja sekaligus souvenir agar mengurangi pemakaian plastik saat berbelanja di supermarket. Peserta workshop pun senang karena selain mendapat ilmu tentang pengelolaan bank sampah menggunakan teknologi juga bisa menerapkan ilmu marketing agar produk mereka bisa dipasarkan dengan luas.


Workshop membuka mata saya jika sampah dapat menghasilkan uang jika kita bisa mengolahnya dengan kreatif dan bantuan teknologi. Tidak perlu malu jika menjadi penggiat bank sampah karena salah satu bank sampah di Jakarta bisa memiliki omset milyaran setiap bulannya. Hal ini menjadi bukti jika manusia peduli akan sampah maka bisa memberikan dampak ekonomi dan membuat lingkungan menjadi lebih bersih.







Comments

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba