Lima Vaksin Untuk Cegah Pneumonia Pada Anak
Anak merupakan karunia dari Tuhan bagi orang tua yang mendambakan keturunan dalam rumah tangga. Dengan hadirnya anak, maka menjadi kewajiban orang tua untuk menjaga, menyayangi, dan mengobati jika terdapat penyakit. Peran serta kedua orang tua yang kompak dibutuhkan agar anak bisa tumbuh maksimal dan menjadi generasi yang produktif saat dewasa.
Sayangnya kesehatan anak di Indonesia masih memprihatinkan karena setiap satu menit dua anak meninggal karena pneumonia. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab bersama agar anak Indonesia bisa lahir dan tumbuh dengan sehat. Karena mereka akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan dan Indonesia sedang menuju bonus demografi yang seharusnya bisa menjadi kesempatan emas bagi generasi muda.
sumber : www.k-link.co.id |
Apa itu Pneumonia? Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang berisi nanah sehingga mengakibatkan sesak napas, batuk berdahak, demam, menggigil dan kesulitan bernafas. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja sehingga penderita pneumonia bisa meninggal.
Dari Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehtan RI di Indonesia, Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada anak usia dibawah lima tahun setelah diare. Kasus pneumonia pun mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebanyak 2,7 %. Tingkat prevalensi pneumonia pada anak tertinggi di NTT sebanyak 38,5% dan di Jawa Barat 18,5%.
Apa yang menjadi penyebab pneumonia pada anak ? Jawabannya adalah karena anggota keluarga sering merokok dalam rumah dan berada di rumah yang berdebu, terpapar asap rumah tangga, serta mengandalkan sumber air bersih yang terbuka.
Selain itu, pengetahuan keluarga seperti gejala atau penyebab pneumonia masih rendah sehingga menghambat pencegahan dan pneumonia pada anak. Pemerintah berupaya melakukan sosialisasi melibatkan kader bekerja sama dengan NGO mengadakan pelatihan kader, menyiapkan inovasi kegiatan dan dana untuk peningkatan kesehatan anak.
Banyak orang belum mengenali gejala pneumonia pada anak sehingga mengira batuk dan pilek biasa. Gejala pneumonia pada anak yang harus dikenali antara lain demam, batuk, nafas cepat dan nafas sesak. Jika dalam lima hari belum ada perbaikan setelah batuk atau pilek dan makin memburuk sehingga lemas, muntah, dan gelisah perlu diwaspadai.
Sebetulnya penyakit pneumonia pada anak bisa dicegah dan diobati jika orang tua sadar akan pentingnya kesehatan anak serta berupaya menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat. Pneumonia pada anak bisa dicegah dengan pemberian ASI esklusif selama enam bulan, imunisasi dasar lengkap, memantau status gizi anak dengan lengkap, mencuci tangan dengan bersih, memastikan ketersediaan air minum dan sanitasi dan pastikan sirkulasi udara yang baik dalam rumah.
Saat ini telah tersedia vaksin yang disarankan Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk mencegah pneumonia. Walaupun harus berobat ke klinik swasta atau dengan biaya sendiri vaksin ini bisa menjadi rekomendasi bagi orang tua agar sang buah hati bisa tetap sehat.
Lima vaksin untuk nencegah pneumonia pada anak antara lain :
- Vaksin PCV atau pneumococcal conjugate vaccine. Vaksin ini bisa melawan segala jenis penyakit yang dipicu bakteri pneumokokus atau Streptococcus pneumoniae. Vaksin PCV saat ini ada yang disebut sebagai PCV-10 dan PCV-13. Perbedaannya adalah jumlah jenis strain bakteri yang terdapat di dalamnya. PCV-10 melindungi anak terhadap 10 jenis Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri yang dapat menyebabkan segala macam penyakit termasuk meningitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi darah, dan bahkan kematian. PCV-13 melindungi terhadap 13 jenis Streptococcus pneumoniae. Vaksin ini diberikan sebanyak empat kali pada anak usia 2, 4, 6, dan 12 sampai 15 bulan untuk melindungi anak dari kuman yang dikenal sebagai bakteri pneumokokus.
- Vaksin Pertussis. Penyakit pertussis ini dikenal sebagai batuk rejan atau batuk seratus hari. Vaksinasi terhadap penyakit ini sudah lama dilakukan di Indonesia dalam program imunisasi nasional, yang biasanya diberikan bersama dengan difteri dan tetanus.
- Vaksin Heamophilus Influenza Type b (HiB). Bakteri Haemophilus influenza type b (Hib) ini di negara-negara berkembang merupakan penyebab pneumonia. penggunaannya masih sangat terbatas karena harganya terbilang mahal. Di beberapa negara maju, penggunaan vaksin Hib telah masuk dalam program imunisasi nasional.
- Vaksin Campak. Campak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak. Pemberian vaksinasi campak bisa menurunkan kejadian penyakit campak pada balita dan juga menurunkan tingkat kematian akibat pneumonia.
- Vaksin Rotavirus. Vaksin rotavirus merupakan langkah tepat untuk melindungi bayi dan anak-anak dari penyakit gastroenteritis (radang pada lambung dan usus). Gejalanya meliputi diare akut, muntah, demam, anak sulit atau tidak mau makan minum, dan sakit perut. Virus rotavirus ini umumnya menyerang bayi dan anak-anak dan dapat menyebabkan dehidrasi parah, bahkan bisa berujung kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Itulah lima vaksin yang bisa dipersiapkan bagi para orangtua agar dapat mencegah pneumonia pada anak. Sebagian vaksin memang masih mahal misalnya PCV yang memakan biaya 500-800 rb. Namun biaya ini bisa disiapkan saat sebelum hamil dengan menabung sehingga bisa memberikan perlindungan terhadap anak.
Sebagai masyarakat saya tentu berharap semua vaksin tersebut bisa diberikan secara gratis dan massal dalam pekan imunisasi nasional agar semua anak Indonesia bisa terhindar dari pneumonia serta tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Semoga dengan banyaknya masukan dari orang tua terutama para ibu dan melalui tulisan ini pemerintah dapat mengupayakan vaksin yang gratis bagi semua lapisan masyarakat. Bagi calon orang tua atau pasangan yang akan berumah tangga juga harus memiliki gaya hidup sehat dengan tidak merokok dan memilih lingkungan tempat tinggal yang bersih dan sehat.
Pneumonia merupakan tanggung jawab bersama sehingga membutuhkan peran kita semua untuk menyebarkan informasi, menciptakan lingkungan yang bersih dan memiliki pola hidup yang sehat. Hal ini menyadarkan saya saat mengikuti talkshow KBR dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik dengan tema "Mengenal dan Mencegah Pneumonia PadaAnak " tanggal 13 Desember 2018 di Tjikini Lima.
sumber : www.kbr.id |
Dengan narasumber yang kompeten di bidang kesehatan membuat saya belajar banyak tentang pneumonia dari gejala, penyebab, cara mencegah dan cara menangani. Ketiga pembicara yang inspiratif yaitu Selina Patta Sumbung - Ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save The Children, Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A - Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ibu Yati - Orang Tua Anak dengan Gejala Pneumonia di tahun 2016 dari Desa Nagrak Kab Bandung.
Saatnya semua elemen masyarakat saling bersinergi mengatasi pneumonia pada anak mulai dari orang tua, keluarga, petugas kesehatan, media, LSM, dan instansi swasta agar kematian anak karena pneumonia dapat menurun bahkan dicegah. Mari #stoppneumonia dan #berpihakpadaanak. Info lengkap mengenai kegiatan Yayasan Sayangi Tunas Cilik dalam menurunkan angka kematian anak karena pneumonia bisa dibaca di situs www.stc.or.id, ikuti akun instagram dan twitter @savechildren_id serta like fanpage Save The Children Indonesia.
sumber :
www.alodokter.com, www.health.detik.com, www.infoimunisasi.com.
Vaksin mencegah kematian pada bayi . Jangan sampai bayi meninggal karena hal ini.
ReplyDeleteiya mpo sangat penting vaksin ini :)
DeleteTulisannya beda dari yang lain. Terima kasih.
ReplyDeletesama-sama semoga bisa bermanfaat :)
Delete