Lima Hutan Satu Cerita Sajikan Kisah Inspiratif Perhutanan Sosial
Bulan Desember 2018 lalu saya diundang oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk diskusi mengenai progres Perhutanan Sosial yang sudah gencar dilakukan sejak tahun 2015. Dalam acara itu saya menjadi tahu bahwa hutan yang dikelola dengan bijaksana bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar tanpa harus merusak ekosistem alam.
Empat bulan kemudian tanggal 5 April 2019 di Manggala Wana Bhakti saya kembali hadir dengan tema yang hampir sama "Yuk Ngobrolin Hutan Sosial" dibarengi diskusi buku Lima Hutan Satu Cerita yang ditulis oleh Tosca Santoso. Tosca merupakan jurnalis pegiat lingkungan bagi percepatan program perhutanan sosial.
Saat memberikan sambutan bapak Bambang Supriyanto Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan mengatakan ibu Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyambut baik buku ini sesuai dengan program pemerintah yang ingin meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola hutan sosial.
Proses pembuatan cerita dimulai sejak Oktober 2018 dengan menceritakan kisah inspiratif lima hutan yaitu Padang Tikar Kalimantan Barat, Kerinci Jambi, Sarongge Cianjur Jawa Barat, Gunung Kidul Yogyakarta dan Madiun Jawa Timur.
Masing-masing daerah punya cerita yang inspiratif misalnya di Gunung Kidul yang sebelumnya kering dan tandus kini banyak ditanami kayu jati atau sonokeling. Masyarakat bisa membangun penampungan air berkapasitas 20.000 liter yang bisa disimpan sampai enam bulan.
Ketika musim hujan tiba bulan November - Maret penduduk sekitar menanam jagung, kedelai, padi gogo dan singkong. Bersama LSM Arupa (Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam) mengajak masyarakat menanam pohon sejak tahun 1970an.
Tahun 2004 Bupati Gunung Kidul membentuk kelompok kerja lintas instansi dan membagikan bibit tanaman gratis kepada warga. Hasilnya masyarakat bisa merasakan hasil dari kayu untuk perabot rumah tangga dan manfaat ekonomi berupa komoditi jati, mahoni dan sonokeling.
Hutan rakyat di Yogyakarta yang semula kurang kini mencapai empat kali luas hutan negara yaitu 60.000 ha berkat inisiatif warga membuat hutan di tanah sendiri sebanyak seperempat juta orang. Komoditi kayu dibuat dengan sistem yang rapi yang dibuat koperasi Wana Lestari Menoreh (WML) bekerja sama dengan PT Sobi (Social Bisnis Indonesia).
Kayu didata kapan ditanam dan siap panen serta mendapat sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) yang memastikan tiap kayu asal usulnya jelas dan tiap penebangan diikuti dengan penanaman 10 bibit baru untuk menjaga keberlanjutannya.
Jika lahan petani seluas 0.5 ha dioptimalkan dengan berbagai tanaman multiguna, pangan, ternak, dan kayu maka pendapatan petani setiap bulannya mencapai Rp 3,25 juta perbulan dua kali lipat dibanding UMR di Yogyakarta. Sayangnya anak muda belum minat dengan bertani dan beternak karena pendapatan yang masih belum tetap.
Hutan rakyat Kulon Progo atau Gunung Kidul yang menghijau merupakan hasil dari penanaman generasi sebelumnya yang nilainya mencapai ratusan juta. Hutan inisatif petani telah memberikan kontribusi baik secara ekonomi dan lingkungan.
baca juga Optimalkan Perhutanan Sosial Untuk Kesejahteraan Masyarakat
baca juga Optimalkan Perhutanan Sosial Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Bagi pak Didik Suharjito Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB, buku Lima Hutan Satu Cerita disampaikan dengan gaya storytelling sehingga mudah dipahami orang awam atau anak muda. Namun kurang penekanan bahwa masyarakat dapat mendukung perhutanan sosial dengan membeli kopi dari hutan sosial sehingga hutan tetap bisa lestari sekaligus produktif.
Menurut ibu Diah Sudariredja anggota Pokja Perhutanan Sosial buku karya Tosca Santoso membuktikan perhutanan sosial sudah ada yang berhasil walaupun masih banyak kendala. Namun proses birokrasi yang lambat saat mengurus ijin perhutanan sosial belum dijelaskan secara detail. Peran pendamping dalam buku tersebut memiliki peranan penting dalam kesuksesan hutan sosial.
Hal inilah yang terus diupayakan pemerintah dengan memperbanyak pendamping hutan sosial dan meningkatkan kompetensi dengan menggunakan modul. Tugas yang sudah dikerjakan akan diunggah sistem navigasi nasional meskipun sistem server masih butuh perbaikan supaya lebih memudahkan para pendamping hutan sosial.
Comments
Post a Comment