Terapkan Gaya Hidup Sehat Untuk Cegah Parkinson Di Masa Tua
Saat saya masih anak-anak, salah satu atlet yang saya idolakan ialah petinju Muhammad Ali yang kokoh saat beraksi di atas ring tinju. Kehebatan dan kekuatan beliau menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk menjadi petinju. Apalagi beliau tokoh beragama Islam yang menjadi contoh orang berpengaruh di Amerika.
Sayangnya beberapa tahun kemudian, Muhammad Ali mundur sebagai petinju karena penyakit parkinson. Lalu saya bertanya penyakit apakah parkinson itu dan mengapa sampai membuat atlet yang saya kagumi mundur dan berhenti menjadi petinju.
Bertahun-tahun saya belum menemukan jawabannya karena belum banyak ditemukan di Indonesia dan belum bertemu orang yang tepat untuk mendapatkan informasi yang benar. Pertanyaan itu akhirnya terjawab saat mendatangi RS Premier Jatinegara yang lokasinya dekat dengan Kampung Melayu.
Kamis tanggal 7 November 2019 saya menghadiri blogger dan vlogger gathering tentang penyakit parkinson. Selama ini penyakit yang familiar bagi saya antara lain jantung, diabetes, kanker, stoke dan lainnya. Parkinson masih awam bagi masyarakat namun sebenarnya gejalanya banyak ditemui di sekitar kita.
Dr Sukono Djojoatmodjo SpS dari RS Premier Jatinegara menjelaskan parkinson adalah penyakit yang terjadi karena kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan karena hilangnya sel-sel otak yang dopamin. Bisa dibilang parkinson penyakit degeneratif karena terjadi pada usia senja di atas 50 atau 60 tahun.
Gejala non motor parkinson antara lain susah tidur di malam hari sehingga mudah mengantuk di siang hari kalaupun tidur hanya dalam jangka waktu pendek, sulit buang air besar, halusinasi, tekanan darah rendah.
Gejala lain penyakit parkinson yaitu susah berjalan sehingga lambat saat beraktivitas, badan cenderung membongkok, keseimbangan terganggu, ekspresi wajah kaku dan tremor atau suka gemetaran. Mendengar kata tremor jadi teringat guru smp saya yang suka bergetar jika memegang barang dalam waktu lama. Ternyata tremor merupakan gejala awal yang suka terabaikan oleh dokter dan keluarga.
Faktor lainnya yang mendukung timbulnya parkinson adalah lingkungan seperti polusi pada makanan yang mengandung pestisida, genetik dan gaya hidup tidak sehat. Maka Dr Sukono menganjurkan menerapkan pola hidup sehat dengan aktif berolahraga minimal 30 menit per hari dan mengkonsumsi makanan yang sehat.
Saran lainnya jika menemukan gejala seperti yang sudah disebutkan segera periksakan ke dokter jangan berasumsi sendiri supaya segera diobati sebelum menjadi lebih parah. Apalagi kini RS Premier sudah memiliki klinik parkinson dan ganguan gerak yang bisa mengobati dengan teknologi canggih bagi pasiennya.
baca juga cegah obesitas dan gangguan penglihatan
Jika pasien yang sudah diperiksa dan didiagnosa parkinson maka pengobatan yang bisa dilakukan ialah meminum obat untuk menaikkan kadar dopamine di otak, menghemat dopamine di otak, dan meningkatkan koordinasi kerja otot.
Tindakan lainnya ialah operasi menanam implant di otak yang disebut deep brain simulation. Dengan pengobatan rutin dan aktif berkonsultasi dengan dokter maka orang dengan parkinson bisa hidup dengan normal dengan keluarganya. Oh ya parkinson juga ditanggung oleh BPJS jadi tidak perlu takut untuk berobat karena mendapat bantuan dari pemerintah.
Parkinson memang belum bisa disembuhkan namun bisa dicegah dan diatasi dengan pengobatan yang tepat di rumah sakit didampingi dokter yang sesuai.
Nah sekarang saya sudah lebih tahu tentang penyakit parkinson dari dokter spesialis syaraf jadi makin termotivasi buat menjaga kesehatan agar bisa produktif dan terhindar dari penyakit di masa tua. Info lengkap klinik parkinson bisa ikuti akun @rspremierjatinegara.
Comments
Post a Comment