Tumbuhkan Kesadaran Mencegah Kanker Dengan Pola Hidup Sehat
Setiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia yang ditetapkan berdasarkan Piagam Paris pada pertemuan World Summit Against Cancer for the New Millenium. Sejak itu kanker dikampanyekan secara global untuk mencegah kematian dalam jumlah besar.
Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah, organisasi kesehatan dengan mengadakan edukasi tentang kanker, mendorong masyarakat memeriksakan kesehatan dan mengajak untuk merubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Kanker merupakan penyebab kematian terbesar di dunia, dengan kata lain setiap dua detik ada satu orang baru terdiagnosa kanker dan setiap tiga detik ada satu orang meninggal dunia. Sekitar 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang.
Data WHO (Globocan 2018) menyebutkan ada 348.809 kasus baru kanker dan orang meninggal mencapai 207.210 di Indonesia. Hal ini disebabkan sebagian besar pasien datang saat stadium sudah parah sehingga pengobatan lebih diutamakan untuk meningkatkan kualitas hidup dibandingkan mencegah penyebaran.
Saya jadi teringat tetangga di Semarang yang terkena kanker payudara dan kanker rahim. Keduanya baru diketahui penyakitnya saat sudah parah sehingga hanya bisa bertahan hidup sebentar. Dari pengalaman ini lah saya belajar untuk berhati-hati dalam kesehatan dengan mencegah dan aktif memeriksakan kesehatan.
Selain proses pengobatan kanker yang tidak mudah, biaya yang tinggi juga menjadi masalah untuk pasien maupun pemerintah. Menurut Data BPJS, pada tahun 2018 pasien kanker telah menghabiskan biaya pengobatan 3,4 triliun rupiah. Banyak orang yang kehilangan banyak uang untuk mengobati kanker bahkan sampai menjual aset yang dimiliki seperti mobil atau rumah.
Tentu saya tidak ingin mengalami kejadian seperti ini karena mengobati kanker akan menghabiskan banyak uang, waktu dan tenaga. Maka pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam peringatan hari Kanker Sedunia memiliki tema " I am and I will " (Saya adalah dan saya akan) yang mengajak masyarakat ikut terlibat dalam mencegah kanker dimulai dari diri sendiri.
Hal yang bisa dilakukan dengan mudah ialah memperhatikan pola makan seperti makan buah dan sayur kelihatannya sepele tapi saya belajar dari tetangga dulu kalau tubuhnya sering sakit sampai operasi karena kurang makan buah dan sayur. Setelah membiasakan diri mengkonsumsi makanan sehat, olahraga juga penting dilakukan minimal tiga puluh menit sehari.
Saya pun berusaha memperbanyak aktivitas fisik misalnya berjalan kaki ke stasiun atau menaiki jembatan penyebrangan untuk menggunakan Transjakarta. Lalu istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7-8 jam dan hindari merokok.
Walaupun terkesan sederhana tapi ini jika dilakukan rutin bisa membuat tubuh lebih fit dan mencegah penyakit datang ke tubuh kita. Hal ini terus diungkapkan kembali pada Pertemuan Social Media Influencer tanggal 4 Februari di hotel Manhattan.
Menurut Prof. Dr. dr. Soeharti A Gondhowiardjo, Sp.Rad(K)OnkRad kanker memang belum diketahui penyebabnya namun faktor resikonya bisa diketahui dan dicegah seperti merokok, pola makan kurang sehat, kurang aktivitas fisik, bahan tambahan pangan seperti pewarna, pemanis dan pengawet, stress dan hubungan seksual multi pasangan.
Jika setiap orang sadar pentingnya kesehatan dan aktif mendeteksi dini maka kita semua bisa berumur lebih panjang dan melakukan aktivitas yang bermanfaar. Dari data Globocan 2018, dua kanker yang banyak penderitanya di Indonesia antara lain kanker payudara dan serviks. Setiap perempuan sebaiknya rutin memeriksakan diri di Puskesmas dengan bidan atau dokter terutama yang sudah menikah atau aktif secara seksual.
Biaya pemeriksaan terjangkau di Puskesmas terdekat untuk bersama-sama mencegah datangnya virus ke dalam tubuh kita. Untuk pengobatan kanker, Indonesia kini sudah memiliki fasilitas yang modern seperti di Singapura. Dengan teknologi 4D Imaged Guided Radioterapi satu-satunya di Indonesia pasien bisa berobat di RSCM.
Pusat pengobatan dan terapi kanker ini baru saja diresmikan atas inisiatif sepuluh orang dokter yang menyisihkan gajinya setiap bulan selama selama sepuluh tahun agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik seperti di negara maju.
Pengalaman mendampingi pasien kanker berobat di Indonesia diceritakan langsung oleh Priska Cosmas Batubara yang menemani almarhum ayahnya yang terkena kanker darah. Sempat berobat di luar negeri, ayahnya lebih memilih dirawat di Indonesia karena bisa mudah berkonsultasi dengan dokter, mendapat dukungan dari keluarga, teman bahkan masyarakat Indonesia.
Priska menekankan dukungan dari lingkungan memberikan pengaruh cukup besar karena bisa mendorong pasien semangat menjalani pengobatan. Saat meninggal pun almarhum dalam kondisi tenang dan dikelilingi keluarga terdekat. Priska juga kagum dengan semangat dan empati tenaga medis di RSCM yang terus memberikan semangat pada pasien meskipun bukan hal yang mudah. Baginya fasilitas di Indonesia sudah bagus untuk pasien kanker jadi tidak perlu repot berobat ke luar negeri dengan biaya yang lebih mahal.
Nah mendengar penjelasan dokter Soeharti dan Priska akan kanker memang menakutkan tapi hikmahnya adalah di saat saya dikasih kesehatan harus digunakan dengan baik dan dijaga agar terhindar dari kanker serta aktif mengajak lingkungan sekitar untuk menerapkan pola hidup sehat.
Informasi lebih lengkap mengenai penyakit tidak menular, bisa membaca website resmi Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI yaitu http://www.p2ptm.kemkes.go.id, ikuti akun media sosialnya instagram atau twitter @p2ptmkemenkesri. Kita juga bisa memberikan dukungan bagi orang yang sedang berjuang sembuh dari kanker dengan memberikan semangat atau cerita inspiratif melalui www.harikankersedunia.com
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete