Menyebarkan Kebaikan Melalui Tulisan

Tiga hari lalu seluruh umat muslim di dunia merayakan Idul Adha yang jauh berbeda dibandingkan tahun lalu. Karena sedang terjadi pandemi, maka ibadah haji dibatasi bahkan banyak yang dibatalkan. Begitu juga dengan solat ied, beberapa masjid tidak mengadakan solat untuk mencegah tertularnya virus lebih banyak lagi. 

Seminggu lagi umat muslim seluruh dunia akan merayakan raya Idul Adha di tengah pandemi yang belum stabil. Walaupun berbeda dibanding tahun sebelumnya namun kita patut bersyukur masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk berbagi terhadap sesama. Saat seperti sekarang mengajarkan banyak hal terutama saya dalam berbagai hal. 

Sejak diumumkannnya pandemi Corona yang hadir di Indonesia awal Maret lalu, membuat masyarakat panik untuk mencari tahu tentang virus yang masih belum ada vaksinnya. Banyak tersebar informasi di media sosial seperti facebook, twitter, atau instagram yang belum pasti kebenarannya. Parahnya lagi banyak hoaks yang beredar di berbagai grup whatsapp yang membuat masyarakat jadi panik dan terpecah belah. 

Manusia memiliki kebutuhan untuk hidup sehat yang salah satu caranya bisa diwujudkan dengan olahraga. Apalagi di saat pandemi sekarang yang menuntut kita untuk memiliki daya tahan tubuh kuat agar bisa terhindar dari berbagai penyakit. Jika sebelumnya kita bisa berolahraga dengan nyaman di luar ruangan atau di tempat terbuka kini olahraga harus dilakukan di dalam rumah. 

Salah satu bulan yang aku tunggu dalam satu tahun ialah bulan Ramadhan, karena di bulan ini akan banyak kebaikan dan keberkahan yang didapatkan. Mulai dari pahala yang berlipat ganda, bisa buka bersama teman, tarawih bareng di masjid, mudik ke kampung halaman, sholat Idul Fitri dan silaturahmi dengan keluarga di hari raya. 

Sudah satu bulan lebih saya menghabiskan waktu seharian di rumah sejak pertengahan Maret 2020. Pandemi membuat semua aspek kehidupan berubah, kantor, hotel dan tempat usaha lainnya banyak yang tutup demi alasan kesehatan dan keamanan. Dampaknya ekonomi menjadi lesu, banyak orang kehilangan pekerjaan, harga pangan menjadi mahal dan jumlah masyarakat kurang mampu menjadi meningkat. 

Tak terasa sudah sebulan aku menjalani karantina di rumah sejak diumumkannya kasus Corona pada awal Maret 2020. Sewaktu seminggu di rumah aku masih bisa menikmati karena bisa istirahat, membaca buku, mendengarkan radio, bersih-bersih dan nonton film streaming. Namun lebih dari seminggu timbul rasa jenuh karena tidak bisa bertemu teman, nonton di bioskop atau sekedar nongkrong di kafe.