Unilever Sustainable Day Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan

Dalam kehidupan sehari-hari saya tidak lepas dari produk buatan Unilever mulai dari sabun, sampo, sikat dan pasta gigi, pembersih kamar mandi dan deterjen untuk mencuci baju. Bagi masyarakat  produk Unilever sudah menjadi kebutuhan utama begitu juga sebaliknya bagi Unilever Indonesia merupakan bagian penting sebagai produsen dan konsumen. 



Beberapa produk diproduksi di Indonesia dan diekspor ke beberapa negara asing sebagai salah satu bukti keseriusan Unilever berbisnis. Selain berbisnis, Unilever juga memikirkan dampak sosial dan lingkungan dengan meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan pada tahun 2010. Unilever Sustainable Living Plan atau (USLP) merupakan strategi untuk mengembangkan bisnis sambil mengurangi dampak lingkungan dan sosial bagi masyarakat.

USLP memiliki tiga tujuan utama yaitu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan satu milyar orang pada tahun 2020, mengurangi setengah dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnisnya pada 2030, dan meningkatkan penghidupan orang pada 2020.



Untuk program Sustainability yang telah dilakukan Unilever antara lain 
  • Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan berupa sosialisasi kebiasaan tentang kesehatan dan kebersihan kepada 88 juta orang melalui program berbasis masyaraka dan mengurangi kadar garam, gula, lemak pada seluruh produk Unilever.
  • Pilar Lingkungan yaitu mengembangkan bank sampah di 17 kota yang tersebar di 12 provinsi yang telah mengumpulkan 4363 ton limbah anorganik, mengurangi sampah hingga nol  dari seluruh pabrik dan kantor pusat dan mengembangkan satu teknologi mutakhir pengolahan sampah plastik fleksibel yang dinamakan Creasolv Process
  • Pilar Peningkatan Penghidupan yaitu meningkatkan mata pencaharian 35.500 petani kedelai hitam dan gula kelapa untuk bahan baku kecap Bango,  memberdayakan pemetik teh di balik daun SariWangi dan mengaktifkan 3320 perempuan Indonesia untuk mengakses program pemberdayaan perempuan Saraswati. 
Melalui sambutannya pada Unilever Sustainable Day tanggal 11 Desember 2017 di Graha Unilever BSD pak Hemant Bakshi sebagai Presiden Direktur Unilever Indonesia mengatakan Unilever memiliki cara baru dalam berbisnis yaitu menjalankan bisnis dengan baik dengan mengurangi dampak lingkungan dan memberikan efek positif di masyarakat.



Dengan konsep yang dimiliki Unilever maka, pembangunan berkelanjutan yang melibatkan manusia terhadap lingkungan dapat dirasakan dampaknya bagi masyarakat luas. Sebagai wujud program sustainability atau berkelanjutan, Yayasan Unilver Indonesia (YUI) yang berdiri sejak 27 November 2000 bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk merancang program bersama berbasis masyarakat, 

Selama tujuh belas tahun program YUI menekankan aspek kualitas daripada kuantitas karena yang terpenting adalah bagaimana setiap program dapat berjalan secara berkelanjutan dan meningkatkan standar hidup masyarakat.






Sebelum acara Sustainability Day dimulai, diadakan pemotongan tumpeng sebagai perayaan ulang tahun ke 17 YUI yang juga didampingi para dokter cilik yang menggemaskan. Tujuh belas tahun ibaratnya remaja yang sedang aktif untuk menggapai masa depan. Semoga di tahun yang akan datang YUI bisa lebih mengisnpirasi dan menggandeng banyak mitra dari daerah atau bidang yang belum tersentuh. 



Acara Sustainability Day diadakan dengan tema "Better Business, Better World" selain merayakan ulang tahun YUI juga mengajak masyarakat perduli lingkungan atau memiliki gaya hidup yang berkelanjutan. Harapannya dengan adanya acara ini membuat masyarakat tergerak untuk merubah pola hidup menjadi lebih baik dengan mudah. 

Agar dapat memperoleh inspirasi bagaimana gaya hidup berkelanjutan ada talkhsow dengan narasumber yang inspiratif dan berprestasi juga pameran mengenai program berkelanjutan yang dilakukan Unilever. 



Talkshow pertama menghadirkan ibu Marie Elka Pangestu yang sebelumnya menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang saat ini masih aktif sebagai Presiden United in Diversity Foundation & Leadership Council of UN SDSN Southeast Asia and Indonesia. Bagi beliau Sustainable ialah pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan generasi yang akan datang. 

Dalam menghadapi SDG atau Sustainable Development Goals dibutuhkan kerja sama antar berbagai pihak bahkan antar negara atau kemitraan agar masalah yang dihadapi seperti kemiskinan, pencemaran lingkungan bisa diatasi bersama. Ada lima pilar dalam program SDG yang terlibat yaitu people, prosperity, planet, partnership dan peace. 

Saat ini tren CSR sudah beralih menjadi CSV atau Create Share Value dimana perusahaan menciptakan nilai tambah di masyarakat. Salah satu contohnya ialah proft bisnis Unilever digunakan untuk memberdayakan petani untuk mengembangkan kedelai hitam. 



Kegiatan dilakukan UNSDSN dalam mengajak anak muda perduli lingkungan ialah mengajak pelajar merubah kebiasaaan yang sebelumnya menggunakan botol plastik dan stereofoam menjadi membawa tempat minum atau makan sehingga mengurangi sampah. Menurut ibu Marie yang terpenting ialah implementasi atau action yang dicontohkan beliau dengan membawa tempat minum sendiri di berbagai acara. 

Untuk mewujudkan program USLP atau menyelamtkan bumi perlu tujuan yang ambisius agar memberikan dampak yang luas. Salah satunya ialah mengembangkan kedelai hitam malika di lahan sebanyak 4800 hektar di 25 daerah dan 6 provinsi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Helga Angelina yang mendirikan Burgreens pada bulan November  2013.





Burgreens merupakan makanan berbasis tumbuhan atau untuk vegetarian yang bebas bahan pengawet dan dikemas dengan menu yang modern. Tujuan Burgreens ialah menyediakan  makanan sehat dan memberdayakan petani lokal serta mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Harga makanan yang dijual Burgreens memang sedikit lebih mahal karena untuk memberikan harga yang layak dan menambah pemasukan petani. 



Hal lainnya yang perlu dilakukan terkait lingkungan ialah sampah. Menurut Mohamad Bijaksana Junerosano sebagai pendiri Greeneration Indonesia and Waste4Change masalah sampah di Indonesia sudah sangat darurat. Di Jakarta setiap harinya sampah yang diproduksi mencapai 7000 ton per hari yang membentuk satu bukit yang menjulang tinggi di Bantar Gebang. 



Untuk mengatasinya perlu adanya perubahan konsep dalam perilaku bukan hanya membuang sampah tapi memilahnya dan mendaur ulang supaya bisa dipakai kembali. Sampah yang ada di lautan bukan kesalahan dari perusahaan tapi masyarakat dan pemerintah yang harus bertanggung jawab. 



Perusahaan sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi sampah namun keputusan terbesar ada di tangan masyarakat untuk sadar memilah sampah dan menekan pemerintah agar tegas dalam menjalankan peraturan. Unilver sudah menerapkan dengan baik pemilahan sampah terlihat di beberapa sudut ruangan terdapat tiga jenis tempat sampah yaitu organik, kertas dan umum. 



Saatnya masyarakat sadar pentingnya memilah sampah dan melibatkan pemerintah agar membuat peraturan tentang pemilahan sampah agar permasalahan lingkungan dapat berkurang. 



Saya sebagai masyarakat bangga telah memilih produk yang tepat karena Unilever selain membuat produk yang baik juga memperhatikan aspek lingkungan dan memberikan dampak positif di masyarakat. Selain itu dengan hadir di acara Sustainability Day membuat saya sadar bahwa perduli lingkungan bisa dimulai dengan langkah sederhana untuk anak cucu kita di masa mendatang. 



Semoga acara seperti ini bisa diadakan rutin di beberapa kota dan melibatkan masyarakat setempat agar semakin banyak orang tergerak untuk mengatasi masalah lingkungan bersama-sama dan mewujudkan SDG demi dunia yang lebih baik. 






Comments

  1. Sehari-hari keluargaku juga nggak lepas dari produknya unilever. Hehehehe :D Moga makin sukses dan menciptakan inovasi-inovasi yang keren.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lima Hal Yang Harus Dimiliki Pekerja Digital Masa Kini

ulasan film sokola rimba

PopBox Loker Multifungsi Untuk Berbagai Kebutuhan